Advertorial

Presiden 'Baru' Akan Dilantik, Venezuela Justru Kehilangan 3 Juta Warganya yang Berpaling ke Negara Lain

Tatik Ariyani

Editor

Di Venezuela,warganya selalu berpikir tentang lama tinggal, atau di mana harus melarikan diri dan memulai kehidupan baru.
Di Venezuela,warganya selalu berpikir tentang lama tinggal, atau di mana harus melarikan diri dan memulai kehidupan baru.

Intisari-Online.com - Beragam alasan mengapa warga dari suatu negara memilih untuk kabur meninggalkan negara asalnya.

Bisa terjadi karena konflik yang ada di negara tersebut, atau karena adanya krisis dalam negara tersebut sehingga warganya memilih untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Begitu pula yang dialami oleh warga negara Venezuela.

Di Venezuela, diskusi tentang berapa lama tinggal, atau di mana harus melarikan diri dan bagaimana memulai kehidupan baru tidak pernah jauh dari pikiran banyak orang.

Baca Juga : Catat! Ini 3 Trik Penting Sukses Susun Resolusi Tahun Baru 2019

Dilansir dari BBC, diperkirakan 5.000 orang mulai mencari kehidupan baru dan pergi setiap harinya.

Mereka tentunya ingin melarikan diri dari keruntuhan ekonomi dan krisis kemanusiaan yang menimpa negara kaya minyak tersebut.

Lebih dari 3 juta orang telah meninggalkan Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut PBB, jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 juta pada akhir 2019.

Baca Juga : Jasad 64 Korban Lion Air JT 610 Belum Ditemukan, Keluarga Rela Patungan Rp132 Juta untuk Mencarinya

Sebagian besar rakyat Venezuela melakukan perjalanan ke bagian lain Amerika Selatan.

Lebih dari satu juta orang memilih negara tetangga, Kolombia, sebagai rumah baru mereka, dan setengah juta lainnya melakukan perjalan lebih jauh ke selatan ke Ekuador, Peru dan negara lainnya.

Yang beruntung, mereka yang memiliki koneksi anggota keluarga yang sudah mapan atau yang telah menemukan pekerjaan di tempat baru.

Baca Juga : Keajaiban Bawang Merah: 3 Resep Ini Manjur Obati Cacingan Lho

Tak jarang juga banyak mantan profesional yang menjual air atau makanan di jalan-jalan Peru dan Kolombia untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Tahun baru secara luas diperkirakan akan menambah tekanan pada pemerintah Venezuela.

Pada 10 Januari, Nicolas Maduro akan secara resmi dilantik untuk enam tahun lagi setelah dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan Mei lalu.

Pemilihan ini sebagian besar diboikot oleh oposisi dan secara luas dikutuk oleh AS, Uni Eropa dan sebagian besar tetangga Venezuela.

Para pengkritik mengatakan runtuhnya ekonomi Venezuela disebabkan oleh penguasa yang salah urus ekonomi.

Baca Juga : Singkirkan Botol Soda Saat Malam Tahun Baru Jika Anda Menginginkan Ginjal yang Sehat

Pertama oleh pendahulunya Hugo Chavez dan sekarang Presiden Maduro sendiri.

Krisis Venezuela akan terus memengaruhi seluruh Amerika Selatan

Seorang pakar imigrasi di Universitas Simon Bolivar di Caracas, Claudia Vargas Ribas, mengatakan, "Negara-negara di kawasan ini adalah negara berkembang, kita tidak bisa melupakan itu. Jadi, menerima jumlah orang seperti ini telah membuat urusan internal lebih rumit."

Namun, jika negara-negara tersebut mengerem imigrasi, yang akan tumbuh adalah ketidakteraturan, kata sosiolog Tomas Paez.

Dia menambahkan bahwa perdagangan obat-obatan terlarang, prostitusi dan industri ilegal akan tumbuh.

Ada upaya untuk mengoordinasikan respons kemanusiaan.

Ada dua pertemuan di ibukota Ekuador Quito bahwa negara-negara perlu bekerja sama untuk menyelesaikan krisis. Sepertiga dijadwalkan paruh pertama 2019.

Awal bulan ini, 95 organisasi, yang dikoordinasi oleh Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi, meluncurkan apa yang disebut Rencana Tanggap Regional untuk Pengungsi dan Migran dari Venezuela.

Idenya adalah untuk membantu menanggapi kebutuhan orang-orang Venezuela yang bermigrasi serta menyerukan kepada masyarakat internasional untuk membantu mendanai upaya mereka.

Baca Juga : Ketahui 7 Fakta Tubuh Wanita Ini untuk Hindari Masalah Kesehatan

Artikel Terkait