Advertorial
Intisari-Online.com - Baru-baru ini sebuah pemandangan mengganggu terlihat di Rumah Sakit Jiwa di Caracas, Venezuela.
Dalam sebuah gambar yang diterbitkan oleh Daily Mirror pada Kamis (8/8/19), menunjukkan penderitaan orang sakit jiwa yang tinggal di rumah sakit mengerikan.
Kekurangan obat-obatan dan staf, dengan kondisi yang kumuh dan tidak terawat, namun masih digunakan untuk merawat pasien.
Dalam foto yang beredar, menunjukkan pasien jiwa yang tidur di kasur yang kotor yang penuh dengan kecoak dan kotoran.
Baca Juga: Anaknya Terlalu Lamban Habiskan Makanan, Wanita Ini Tega Memukulnya Hingga Meninggal
Krisis mengerikan menyebabkan kekurangan obat-obatan di mana negara yang dirundung krisis politik dan ekonomi terbesar dalam sejarah modernnya.
Tempat tidur yang berkarat, seprai yang kotor dan kusut, sementara pasien masih berbaring di kasusr itu, sedang lainnya ada yang hanya tidur di lantai.
Kotoran juga tampak terlihat di dinding dan lantai, coretan-coretan juga menghiasi ubin dan dinding rumah sakit.
Parahnya, kecoak juga terlihat merangkak di sepanjang dinding dan tumpukan sampah dan serangga yang mati di gedung yang kekurangan staf itu.
Baca Juga: Inilah 6 Operasi Plastik Paling Sering Dilakukan di Korea Selatan, Benarkah Bikin Jadi Lebih Cantik?
Rumah Sakit Jiwa itu tidak memiliki obat esensial untuk mengobati depresi, skizofernia dan penyakit lain yang memengaruhi pasien.
Sayap rumah sakit terbesar itu dibangun 126 tahun lalu, namun tidak terurus sejak 20 bulan lalu menurut ABC News.
Layanan rumah sakit lain di Venezuela juga mengalami krisis yang sama.
Hal itu terjadi setelah kekurangan obat-obatan dan rendahnya gaji dokter dan perawat yang bergantung pada negara yang dipimpin Nicolas Manduro sejak 2013 itu.
Tekanan masyarakat juga tinggi, mereka menuntut peningkatan layanan publik, dengan oposisi pemerintan dan serikat pekerja kesehatan.
Venezuela adalah salah satu negara termiskin di dunia, meskipun memiliki cadangan miyak terbesar di dunia.
Negara itu mengalami pemadaman listrik yang berlangsung berhari-hari, dan orang-orang yang kelaparan di tengah kekurangan pangan, setelah harga minyak anjlok.
Layanan publik yang dibiayai dengan minyak telah runtuh.
Pemerintah, hanya bisa mencetak lebih banyak uang, namun hal ini justru menyebabkan hyperinflasi, 1,7 persen dan jutaan penduduk melarikan diri.
Mirisnya lagi, 70 persen anak-anak di Venezuela menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi.