Penutupan masih berlanjut, membuat 1.8 milyar umat Muslim di seluruh dunia merasa Ramadan tahun ini tidak lengkap.
"Hati para muslim terikat pada masjid. Hati kami terasa terbakar di situasi seperti ini. Tidak hanya terbakar, sudah seperti gunung meletus," ujar Syekh Firas Balloot, kepala divisi agama di Departemen Endowmen Islam Tripoli.
"Jika api tidak ada di sini, maka kami tidak memiliki keyakinan; kami hanyalah batu. Namun ada kepentingan lebih besar dan isu kesehatan."
Di Tripoli, Ramadan melambatkan tempo kota. Azan memanggil seluruh muslim untuk datang ke masjid dan salat bersama.
Ramadan kali ini tidak ada buka bersama atau iftar, tidak ada salat tarawih, sama halnya dengan di Tripoli.
Di Tripoli, setelah tarawih umat muslim akan berjalan menuju kafe dan restoran di pasar kuno Tripoli untuk sahur dan menutup malam mereka.
Setelah itu mereka kembali ke masjid untuk salat subuh.
Semua ini akan terhenti karena virus Corona, yang telah menginfeksi 682 orang di Lebanon dan 22 orang meninggal.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR