Abi menolong sebisanya yang bisa ia jangkau. Tak ingat lagi berapa tangan-tangan temannya yang ia raih, lalu diseret menepi. Juga tak tahu berapa tangan yang sempat ia raih tapi lepas dari pegangan.
Mereka yang tersangkut di batu-batu besar di tengah sungai, sulit dijangkau karena tidak ada sarana penolong.
Ketika warga sekitar berdatangan, ada yang bawa galah, tangga bambu dan tali, baru usaha penyelamatan bisa dilakukan.
“Saat itu saya tidak tahu berapa yang hanyut, hilang, dan ada yang meninggal atau tidak, kita semua belum tahu,” akunya.
Ketika semua di sekitar lokasi Abi berada sudah bisa menepi, anak-anak kelas 7 dan 8 itu dievakuasi ke rumah penduduk di dekat sungai.
“Ada yang lemas, topi, pet, sepatu, ada yang lepas dan hanyut,” lanjutnya. Setelah itu semua yang ada di lokasi dipindahkan ke sebuah masjid, dekat lokasi outbond Lembah Sempor.
Sesampai di masjid itu, sudah berdatangan polisi, tentara, relawan, dan bantuan tenaga SAR. Abi dan kawan-kawan selanjutnya diangkut menggunakan truk pasir, menuju Puskesmas Turi.
Di Puskesmas Turi, murid-murid yang ada didata. Sebagian yang sakit dibawa ke Klinik SWA, karena Puskesmas Turi sudah tidak mampu menampung.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR