Ia waktu itu menurut Abi, mengenakan kaus dan celana training. Abi tidak tahu ke mana sang guru sesudah itu, karena di lokasi start di Lembah Sempor, ia juga tak melihatnya.
Karena posisi Abi dan tanggungjawabnya sebagai Ketua Dewan Penggalang SMPN 1 Turi, ia mengiringi ratusan teman dan adik kelasnya. Ia berjalan paling belakang sebagai penyapu (sweeper).
Jadi ketika tiba di jembatan Lembah Sempor, sebagian besar siswa-siswi sudah masuk ke alur sungai, lalu berjalan menyusurinya ke arah hulu.
“Air sungai saat itu sudah mulai keruh. Hujan berhenti , cuaca cukup cerah,” jelasnya. Ia lalu menyusul masuk alur sungai, berjalan menghulu hingga sekitar 500 meter.
Ia mendapati seorang siswi terluka tangannya, dan ditolong anak PMR. Abi meminta mereka menepi, dan ia mencari jalan setapak ke atas tebing sungai.
Sesudah menemukan jalan, siswi yang terluka dan petugas PMR ikut naik. Abi tadinya berusaha mencari jalan meniti tepi sungai ke arah hulu, tapi kesulitan karena jalan penuh semak dan rumpun bambu.
Saat sedang mencari jalan itu, Abi mendadak melihat air sungai menderas. Jerit, tangis, dan teriakan minta tolong terdengar bersahut-sahutan.
Abi berlari turun ke tepi bawah Kali Sempor, namun gelombang air bah makin besar. Ia melihat banyak sekali adik kelas dan teman-temannya tersangkut batu, berpegangan akar pohon dan dahan di tepi kali.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR