Tujuannya adalah untuk menentukan hewan apa yang telah mereka isap darahnya.
Selanjutnya, untuk memproduksi model persebaran hewan liar di pusat konservasi Ailao Shan, provinsi Yunnan.
Metode analisis DNA yang sama dapat dengan mudah digunakan untuk meneliti kekeringan air sebagai bukti konsumsi hewan liar atau penjualan ilegalnya di pasar, klaim Yu.
Penelitian itu menghabiskan waktu 5 tahun dan menggunakan lebih dari 30000 lintah.
Kini, mereka berharap metode mereka diaplikasikan untuk melawan penjualan hewan liar ilegal.
Tidak dapat dipungkiri, hewan liar memang sumber dari virus yang dapat dengan cepat mengubah gen dan secara teratur "melompat" ke spesies lain, termasuk manusia.
SARS sendiri diyakini awalnya berasal dari kelelawar, sebelum selanjutnya pindah ke musang dan kemudian menyerang manusia.
HIV dicurigai melompat dari simpanse ke manusia pada awal sampai pertengahan era 1900.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR