Seperangkat instrumen musik buatannya itu masing-masing berupa krumpyung, kethuk anggang-anggang, gong sebul, dan gendang.
(Baca juga: Sukses dan Bikin Rekor di Industri Musik AS, Rapper Indonesia Rich Brian Sebenarnya Hanya Berusaha Jadi Orang Berguna)
Pesanan luar negeri
Instrumen krumpyung itu merupakan penghasil melodi utama.
Bentuknya berupa sejumlah angklung yang digantung pada kerangka bambu dan disusun berderet sesuai urutan nadanya; 6-1-2-3-5 untuk tangga nada pentatonik, atau do-re-mi dst. untuk tangga nada diatonik.
Mungkin karena peranannya yang menonjol dan, kalau ditenteng, bunyinya pating krumpyung di telinga orang Jawa itulah, seperangkat instrumen musik dari bambu ini lantas disebut saja krumpyung.
Dulu, pertunjukan musik krumpyung sering ditampilkan dalam acara-acara seperti hajatan perkawinan, khitanan, atau berbagai perayaan adat lainnya. Juga untuk mengiringi tari Tayub. Di zaman pendudukan Jepang, musik itu sempat menghilang.
Baru pada tahun 1973 muncul lagi dengan dibuatnya alat musik ini oleh Sumitro.
Bahkan pada tahun itu juga pergelaran musik krumpyung sempat dipentaskan di hadapan para tamu peserta Konferensi UNESCO yang diselenggarakan di Surakarta, 19 Desember.
Walaupun kini sudah semakin jarang, masih ada sebagian masyarakat penggemarnya yang memanfaatkan musik krumpyung sebagai musik pengiring pertunjukan kesenian tradisional Jawa, khususnya di pedesaan.
(Baca juga: Jangan Mengulanginya Lagi, Ini Bahayanya Tidur Sambil Mendengarkan Musik Lewat Earphone)
Dalam Festival Gamelan Internasional yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, musik krumpyung ikut dipentaskan dalam event bertaraf internasional itu.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR