Ketika deformasi terjadi, banyak jenis gempa terekam. Misalnya gempa frekuensi rendah, gempa dangkal, gempa dalam, atau gempa hobrid.
"Walau kita tahu GAK rawan longsor, apa hal di atas itu bisa memastikan tanda-tanda akan longsor? Saya enggak percaya pada saat real time, ahli bisa bedakan, 'Oh ini tanda akan longsor (...), bukan tanda aktivitas vulkanik,'" ujar Surono.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, masalah krisis aktivitas gunung api dan longsor, saya masih jagokan ahli-ahli Indonesia," tukasnya.
(Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Jerman Pelajari Hal Baru Soal Anak Krakatau, Apa Kata Surono?".
Baca Juga: PVMBG: Tinggi Gunung Anak Krakatau 110 Meter dari Permukaan Air Laut, Ini Bahayanya
KOMENTAR