Kabinet 100 Menteri dibentuk oleh Presiden Soekarno pada 1960-an untuk mengatasi krisis sosial, ekonomi, dan keamanan serta mempertahankan jabatannya.
Kabinet ini dibentuk Soekarno di tengah suasana kacau pasca Gerakan 30 September 1965.
Berasal dari kalangan pendukung Soekarno dan juga anti-komunis, sebanyak 132 orang menjadi pejabat menteri dan pembantu presiden setingkat menteri.
Pada 12 Februari 1966, Presiden Soekarno secara resmi mengumumkan susunan Kabinet Dwikora I yang didemo mahasiswa.
Baca Juga: Mengenal Baju Kurung, Busana Melayu yang Dipilih Iriana pada Pelantikan Presiden
Namun dalam pidatonya, Soekarno enggan menyebut jika perombakan (reshuffle) atas dasar memenuhi tuntutan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dalam Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Dalam Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Soekarno 30 September 1965, Soekarno lebih memilih perombakan itu karena penyesuaian revolusi.
"Disesuaikan dengan tingkatan revolusi pada waktu ini. Itulah yang menjadi sebab saya mengadakan reshuffle daripada Kabinet Dwikora ini. Bukan oleh karena tuntutan, bukan oleh karena demonstrasi-demonstrasi yang gila-gilaan!"
Meski begitu, usia Kabinet 100 Menteri ini hanya seumur jagung.
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR