Dari data yang diungkapkan pada awal tulisan ini, menurut Tan, sebagian besar penderita diabetes tidak sadar bahwa dirinya menderita diabetes.
"Dan separuh yang sudah tahu justru hanya 1/3 saja yang berobat dan mereka punya kontrol gula darah yang baik," ujar Tan.
Mengenai tingginya angka penderita diabetes di Indonesia, menurut Tan, ada peran iklan minuman manis yang melakukan promosi produk.
Apalagi, saat ini pemasarannya juga menggunakan jasa endorser, influencer, dan melayani pembelian secara online.
Dengan demikian, ia berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia mampu meningkatkan literasi gizi agar dapat mengendalikan kadar gula dalam tubuh.
"Semua harus dijalankan serempak, karena sudah darurat. Selagi literasi itu digembleng, itu sabotase-sabotasenya juga harus ditertibkan," kata dia.
Menurut dia, upaya ini bisa dilakukan secara masif ke pihak sekolah, siswa, dan para penjual.
"Manusia adalah tujuan bagi dirinya, bukan sarana bagi kepentingan yang lain. Itu etika moral filsafat. Enggak salah jadi pengusaha, tapi jadilah pengusaha yang punya itikad baik," ujar Tan.
"Bukan demi cari untung lalu memanfaatkan kecanduan rakyatnya," kata dia.
KOMENTAR