"Ini bukan soal larang-melarang saja, kita punya presiden hingga lingkaran menteri dan pejabat tinggi, mereka punya literasi kesehatan atau tidak?" ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (13/10/2019).
Kemudian, Tan menyinggung mengenai produk industri yang tidak hanya soal minuman manis, tetapi bisa merembet ke semua produk yang diperdagangkan seperti ultra processed food yang membahayakan kesehatan.
"Singapura punya ahli gizi militan yang juga punya kesepakatan komitmen serta integritas kepakaran. Di sini, banyak perkumpulan gizi dan semua punya kepentingan. Satu suara aja susah banget," ujar Tan.
Menurut dia, di Indonesia, konsumsi makanan dan minuman manis juga diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang punya referensi dan preferensi yang kurang mumpuni.
Tan mengungkapkan, masyarakat Indonesia cenderung memesan minuman manis saat menyantap makanan di warung maupun restoran.
Oleh karena itu, perlu dilakukan terlebih dulu upaya edukasi melalui literasi gizi.
Diabetes di Indonesia
Mengenai angka penderita diabetes di Indonesia, pada 2030, Indonesia diprediksi masih berada dalam posisi 5 besar negara dengan penderita diabetes terbanyak.
Baca Juga: Mampu Tekan Penyakit Jantung dan Diabetes, Ini 7 Manfaat Kunyit yang Diakui Penelitian Barat
KOMENTAR