Vitamin D juga bekerja pada sistem imun adaptif atau spesifik, misalnya sel B dan sel T yang mampu melawan sel kanker.
“Kita tahu, autoimun adalah kondisi saat sistem imun mengalami kegagalan menjalankan fungsi normalnya, sehingga menyerang tubuh manusia normal dan menimbulkan penyakit."
"Keberadaan vitamin D pada pasien autoimun dapat menghambat aktivitas dan proliferasi sel Th1 dan Th17, penyebab inflamasi dan penyakit autoimun,” terang dr. Sandra.
Vitamin D dalam tubuh juga menurunkan produksi sitokin yang menyebabkan inflamasi.
Di samping itu, vitamin D meningkatkan produksi imunoglobulin atau antibodi untuk melawan bakteri dan virus.
Karena itu, kekurangan vitamin D diduga mengganggu sistem imun kita.
Akan tetapi kondisi ini berlangsung dua arah.
Contoh, pada pasien lupus, penyakit autoimun yang ditandai dengan bercak merah di wajah.
Lupus bisa menyebabkan kadar vitamin D rendah.
Karena kulit pasien lupus sensitif, ia diminta untuk mengurangi paparan sinar matahari.
Paparan matahari juga bisa mencetuskan flare (kumat), padahal sinar matahari sumber vitamin D yang sangat baik.
Baca Juga: Waspadalah! 5 Tanda Ini Menunjukkan Tubuh Kekurangan Vitamin D, Salah Satunya Keringat Berlebihan
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR