Sementara itu, vitamin D yang rendah diduga mengganggu sistem imun sehingga dapat mencetuskan Lupus.
Namun, proses mana yang terjadi lebih dahulu belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Obat tertentu yang biasa digunakan pasien lupus juga dapat mengganggu metabolisme vitamin D, sehingga terjadi kekurangan.
Obat tersebut misalnya golongan steroid, anti kejang, anti malaria, dan golongan penghambat calsineurin.
Akan tetapi dr. Sandra menuturkan, rheumatolog tetap akan memberikan obat tersebut untuk menjaga kestabilan lupus pasien.
“Solusinya adalah tetap melakukan pemantauan kadar vitamin D secara teratur dan pemberian suplementasi vitamin D,” jelasnya.
Dr. Sandra menambahkan, secara umum kekurangan vitamin D bisa saja tidak bergejala.
Beberapa mengeluh nyeri pada otot dan sendi. Ada juga yang mengeluh ototnya lemah sehingga cepat capek.
“Para ahli saat ini menyepakati kadar vitamin D diatas 30 ng/ml (80nmol/L) dapat mempertahankan kesehatan tulang dan berfungsi baik untuk sistem imun kita,” jelasnya.
Untuk mengetahui kadar vitamin D tubuh, lakukan tes vitamin D per tiga bulan dan berikan suplementasi vitamin D untuk mencapai kadar vitamin D yang normal.
(Artikel ini telah tayang di Majalah Intisari dengan judul "Hubungan Vitamin D dan Autoimun")
Baca Juga: Catat, Kekurangan Vitamin D Dapat Sebabkan 4 Penyakit Berbahaya Ini!
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR