Ketika itu streptomisin baru ditemukan dan pemerintah berupaya mendapatkannya di Jakarta yang sudah dikuasai Belanda, untuk mengobati Sudirman.
Namun karena uang rupiah tidak diakui Belanda, maka obat itu diperoleh secara susah payah dengan barter batik tulis halus dari Yogyakarta. Sudirman sendiri membawa perhiasan istrinya agar dapat digunakan sebagai biaya hidup ketika bergerilya.
Harta, jiwa, dan raga dikorbankannya demi republik tercinta.
Sebulan sebelum Sudirman meninggal, Bung Karno pernah menulis surat meminta maaf karena tidak sempat pamit kepada Sudirman di Yogyakarta, ketika pemerintahan pindah ke Jakarta setelah penyerahan kedaulatan.
Dalam surat lain, Sukarno menuturkan bahwa saing ikan duyung (konon lebih bagus dari gading gajah) yang merupakan hadiah dari Sultan Kotawaringin sudah dimasukkan ke dalam peti dan dikirim tadi pagi ke Jakarta.
Baca Juga: Miliki Kekayaan Melimpah dari Apple, Steve Jobs Tinggal di Rumah Biasa: Aku Tidak Bekerja untuk Uang
Bila barang itu sampai, ia akan langsung membawanya kepada tukang pembuat pipa rokok terbaik di ibukota untuk selanjutnya dihadiahkan kepada Sudirman.
Mungkin pipa itu tidak sempat dikirimkan karena Sudirman sudah berpulang tanggal 29 Januari 1950. la dimakamkan keesokan harinya di Makam Pahlawan Yogyakarta dengan prosesi yang diiringi puluhan ribu rakyat.
Sejak dulu dimanfaatkan para presiden
Ternyata, menurut pengamatan saya, para Presiden Indonesia, mulai Sukarno, Soeharto, sampai Susilo Bambang Yudhoyono memanfaatkan Sudirman untuk kepentingan pencitraan politik mereka.
Ketika Belanda menyerang Yogyakarta 19 Desember 1948, Sukarno-Hatta dan beberapa anggota kabinetnya ditawan Belanda. Sedangkan Sudirman memutuskan bergerilya.
Baca Juga: Merasa Stres, Kesepian, atau Kesal? Ini Obat Mujarab yang Bisa Menyembuhkan! Coba Buktikan Sendiri!
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR