Pada saatnya, unggahan itu diharap untuk mendorong media atau orang-orang liberal untuk bereaksi berlebihan dan mengutuk simbol yang biasanya tidak menyinggung tersebut.
Meskipun hal itu dimulai sebagai tipuan, simbol itu diadopsi digunakan oleh beberapa nasionalis kulit putih tahun ini.
Seperti salah satu supremasi kulit putih dan pelaku teror di masjid di Christcruch Australia, Brenton Tarrant, yang menggunakan simbol tersebut.
Telah diketahui sebelumnya bahwa Tarrant membunuh 51 orang di dua masjid Selandia Baru pada Maret lalu.
Saat tampil di muncul di ruang sidang pengadilan, dia terlihat mengeluarkan simbol 'OK' dengan tangannya.
Menurut laporan CNN, Jonathan Greenblatt, CEO ADL, menjelaskan perlunya mengakui makna negatif di balik simbol-simbol tertentu.
Dia berkata, "Bahkan ketika para ekstremis terus menggunakan simbol-simbol yang mungkin berusia bertahun-tahun atau puluhan tahun, mereka secara teratur membuat simbol, meme, dan slogan baru untuk mengekspresikan perasaan benci mereka.
Baca Juga: Ini Dia Cara Ampuh agar Cepat Tidur di Malam Hari, Gunakan Metode '4-7-8', Yuk Dicoba!
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR