Advertorial

Simbol 'OK' Kini Resmi Dijadikan Simbol Kebencian Hanya Karena Hal 'Sepele' Ini, Jangan Lagi Gunakan!

Tatik Ariyani

Penulis

Selama ini, simbol 'OK' berarti semua baik-baik saja. Namun, kini maknanya telah berubah sama sekali.
Selama ini, simbol 'OK' berarti semua baik-baik saja. Namun, kini maknanya telah berubah sama sekali.

Intisari-Online.com - Selama ini,simbol 'OK'yang dilakukandengan membentuk ibu jari dan jari telunjukmenjadi lingkaran, berarti semua baik-baik saja.

Tetapi, nampaknyasimbol itu digunakan untuk makna yang lebih buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini,simbol tersebut secara resmi diakui sebagai simbol kebencian, seperti dikutip dari Unilad.co.uk.

Liga-Anti Pencemaran Nama Baik (ADL) mendeklarasikan perubahan resmi dari maknasimbol 'OK' tersebut sebagai makna yang buruk pada 26 September.

Baca Juga: Tertangkap Satpol PP Sedang Bersama Pria di Hotel, Bukannya Panik, Siska Malah Mengaku Sangat Lega, Kok Bisa?

Sekarang, simbol tersebut ditambahkan ke dalam database slogan-slogan dan simbol-simbol yang digunakan oleh para ekstrimis yang sudah lama ada.

Gerakansimbolitu (simbol 'OK') dibuat dengan membentuk lingkaran dengan ibu jari dan jari telunjuk, sambil mengangkat tiga jari yang tersisa ke atas.

ADL mengatakan, perubahan status simbol 'OK' berawal dari unggahan hoax di situs 4chan yang mengklaim bahwasimbol itu terkait dengan kelompok supremasi kulit putih.

Unggahan itu dimaksudkan untuk mengelabui orang bahwa jari-jari saat membuatsimbol 'Ok' juga membentuk huruf 'W' dan 'P' yang berarti 'White Power' (kekuatan kulit putih).

Baca Juga: 12 Tahun 'Berkarier' dan Mengaku Sudah Layani 10.000 Pria, Mantan 'Wanita Malam' Ini Ceritakan Rahasianya Bisa Laris Manis

Pada saatnya, unggahan itu diharap untuk mendorong media atau orang-orang liberal untuk bereaksi berlebihan dan mengutuksimbol yang biasanya tidak menyinggung tersebut.

Meskipun hal itu dimulai sebagai tipuan, simbol itu diadopsi digunakan oleh beberapa nasionalis kulit putih tahun ini.

Seperti salah satu supremasi kulit putih dan pelaku teror di masjid di Christcruch Australia, Brenton Tarrant, yang menggunakan simbol tersebut.

Baca Juga: Jadi Korban Karhutla, Mahathir Minta Indonesia Diberi Sanksi dan Ucapkan Sindiran: Anda Bisa Menyalahkan Indonesia, Tapi Mereka akan Terus Membakar Hutan

Telah diketahui sebelumnya bahwa Tarrant membunuh 51 orang di dua masjid Selandia Baru pada Maret lalu.

Saat tampil di muncul di ruang sidang pengadilan, dia terlihat mengeluarkan simbol 'OK' dengan tangannya.

Menurut laporan CNN, Jonathan Greenblatt, CEO ADL, menjelaskan perlunya mengakui makna negatif di balik simbol-simbol tertentu.

Dia berkata, "Bahkan ketika para ekstremis terus menggunakan simbol-simbol yang mungkin berusia bertahun-tahun atau puluhan tahun, mereka secara teratur membuat simbol, meme, dan slogan baru untuk mengekspresikan perasaan benci mereka.

Baca Juga: Ini Dia Cara Ampuh agar Cepat Tidur di Malam Hari, Gunakan Metode '4-7-8', Yuk Dicoba!

"Kami percaya penegakan hukum dan masyarakat perlu diberi informasi lengkap tentang arti gambar-gambar (simbol) ini, yang dapat berfungsi sebagai tanda peringatan pertama terhadap keberadaan pembenci di komunitas atau sekolah."

Perubahan status simbol 'OK' mungkin menimbulkan masalah bagi sebagian orang yang menggunakannya, misalnya penyelam scuba.

Baca Juga: Kuras Semua Uang Untuk Pengobatan Anaknya, Orang Tua Ini Sedih Anaknya Gagal Diselamatkan, Hingga Hal Ajaib Ini Tiba-tiba Terjadi

Banyak pengguna media sosial berpendapat klasifikasi itu tidak perlu.

Namun, Oren Segal, direktur Pusat Ekstremisme ADL, mengatakan konteks adalah kunci untuk menafsirkan apakah simbol itu penuh kebencian atau tidak berbahaya.

Baca Juga: Penelitian Membuktikan, Orang yang Pernah Selingkuh Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu, Hanya Soal Waktu!

Artikel Terkait