Ayahku yang dominan dan kerap "meledak-ledak" berjodoh dengan ibu yang sabar dan cenderung tidak suka marah.
Ada yang berkomentar bila ayahku bersuara agak keras dan marah-marah, ibuku si lembut hati akan memegang tangannya.
Ayahku langsung menurunkan nada suaranya dan tenang. Lantas dengan bijak, Ibu berkomentar "He is my big eye and I am the small eye."
Kami bertiga sering ngobrol bersama. Ayahku dominan dalam pembicaraan, apalagi bila terlibat dalam diskusi.
Ayah cenderung memimpin pembicaraan dan ibuku memberi komentar bila diperlukan.
Meskipun ia tergolong pendiam dan tidak obral kata, namun aku memiliki kedekatan yang luar biasa dengannya.
Baca Juga: Mengenang BJ Habibie: Gara-gara 'Cinta Fitri' Sang Doktor pun Jadi Doyan Nonton Sinetron, Kok Bisa?
Source | : | Buku 'Ibu di Mata Mereka' |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR