"Kengeyelan" Munir sudah terlihat sejak jaman SD, yang mungkin terbawa hingga dewasa menjadi seorang aktivis pemberani saat memperjuangkan kebenaran.
Beranjak SMP, Munir masih tetap seperti saat Sekolah Dasar, namun di tingkat inilah ia belajar menjadi orang yang suka bersosialisasi.
Bukan tergolong orang yang cerdas, bahkan menurut Alimah, salah satu guru SMP Munir kala itu.
Munir bahkan sempat menempati peringkat 180 dari 200 siswa di SMPN 1 Batu.
Bahkan penguasaan bahasa Inggrisnya bisa dikatakan dibawah rata-rata nilai sekolah kala itu.
Dalam film dokumenter tersebut, Alimah juga menuturkan bagaimana kelebihan Munir dibanding teman-temannya yang lain.
Munir sangat suka berdiskusi baik dengan teman sebaya maupun dengan guru atau orang yang lebih tua darinya, tutur Sugiono, kawan Munir waktu SMP.
Karna hobinya berdiskusi tersebut ternyata sangat berguna bagi Munir di jenjang pendidikan selanjutnya seperti kala SMA.
Baca Juga: 14 Tahun Pembunuhan Munir: Kapan Hukum Benar-benar Menguak Kebenaran?
Munir yang menimba ilmu di SMA 1 Batu tercatat juga sebagai anggota OSIS di sekolahnya.
Sundjojo, seorang kakak dari kawan Munir waktu SMA mengatakan bahwa Munir muda sering mengadakan diskusi dan rapat OSIS di rumah kawannya tersebut.
Menginjak bangku perkuliahan, Munir adalah salah satu mahasiswa jurusan Hukum di Universitas Brawijaya Malang.
Ia menimba ilmu di sana lebih mengenai HAM.
Saking sukanya berdiskusi, si kecil Munir datang ke ruang dosen untuk mengajak dosennya berdialog dan berdiskusi mengenai apa yang diajarkan dosen tersebut di kelas sebelumnya.
Munir juga tercatat pernah menjabat senat kampus di Universitas Brawijaya kala itu.
Hobinya berdiskusi dan dibarengi dengan beberapa sifat kerasnya membuat karakter Munir terbentuk hingga ia terjun dalam yayasan bantuan hukum setelah lulus kuliah.
Dari sepak terjangnya di beberapa lembaga bantuan hukum inilah yang membuat nama Munir semakin lama semakin dikenal sebagai aktivis HAM.
Baca Juga: 14 Tahun Pembunuhan Munir, Ahli Forensik Mun'im Idries: Kasus Belum Tuntas, Tapi Dipaksa Tuntas
Sampai ketika Munir menginisiasi terbentuknya Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan (KONTRAS) pada Maret 1998.
Hobi lain yang tak berhubungan dengan rutinitasnya sebagai seorang aktivis adalah ia pecinta ikan.
Terbukti dalam film dokumenter tersebut, Munir pernah beberapa kali membeli ikan hias untuk dipelihara baik dirumah maupun di kantornya. (Andreas Chris)
Artikelini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Sebelum Jadi Pejuang HAM, Munir Rupanya Dikenal Suka Ngeyel dan Pandai Berdiskusi di Mata Guru dan Teman-temannya
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR