"Selama ini juga kami pasrah saja dengan keadaan ini. Sulit sebenarnya, hanya mau bagaimana. Mau teriak, teriak kepada siapa dan melalui siapa," ungkap Yakobus.
"Kami minta tolong, sampaikan kondisi dan keluh kesah warga di sini kepada pemerintah. Kalau bisa, kepada bapak Presiden Jokowi, tolong perhatikan kami di sini. Kami juga warga Indonesia. Di sini kami diabaikan oleh pemerintah," lanjut dia.
Sementara itu, Ambrosius Ambo warga Kampung Leng menuturkan, saat kampanye pada tahun 2018 lalu, Bupati dan Wakil Bupati Sikka menjanjikan sinyal, jalan, air minum bersih, dan listrik atau disingkat Sijalin.
"Itu janji mereka saat kampanye di sini. Sekarang kami tuntut itu semua. Tolong perhatikan sinyal, jalan raya, air minum bersih, dan listrik. Tolong tulis ini teman-teman dari media. Sampai di mana saja. Biar pemerintah buka mata melihat penderitaan kami di sini," tutur Ambrosius.
Ia mengungkapkan, akibat tidak diperhatikan infrastruktur jalan, warga 3 kampung di Desa Watu Diran susah untuk menjual hasil komoditi ke Kota Maumere. Ia menyebut, 3 kampung itu memiliki banyak hasil pertanian seperti, kopi, cengkeh, jambu mete, dan kakao.
"Lumayan hasil tani kami di sini. Hanya kendala dijualnya. Kami mau jual pakai pikul ke kota ini susah sekali. Sengsara sekali," ungkap dia.
Ia mengatakan, akibat tidak ada listrik belum masuk di 3 kampung itu, anak-anak mereka harus belajar dengan penerangan pelita.
"Mau nyala terus kan pikir dengan minyak tanah juga mahal. Terpaksa, anak-anak sekolah tidak bisa belajar di malam hari. Habis makan mereka tidur saja," kata dia.
Selain itu, ia menyebut, 3 kampung itu sangat terisolasi lantaran tidak ada sinyal telepon.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR