Intisari-Online.com - Guido Fan Areso (39) dan Yoventa Timbu (35), pasangan suami istri, mengalami kecelakaan lalu lintas di Ende, Kabupaten Ende, Flores, NTT, pada 23 Januari 2019 lalu.
Keduanya mengalami kaki patah hingga keduanya tidak bisa melakukan aktivitas apa-apa untuk mencari nafkah.
Sejak Januari hingga Juli 2019, mereka menetap di gubuk reyot tepatnya di Dusun Ahu Wair, Desa Nanga Tobong, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores. Gubuk itu adalah peninggalan orangtua sang suami.
Sampai saat ini, keduanya tidak bisa berobat ke rumah sakit karena tidak punya biaya. Akibatnya, kaki suami istri itu pun belum bisa bergerak sedikit pun.
Baca Juga: Saat Didiagnosis Sudah Stadium 4, Begini Riwayat Kanker Paru Sutopo Hingga Tutup Usia
Untuk bisa berdiri, keduanya harus menggunakan bantuan tongkat.
Guido menceritakan, ia bersama istrinya mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai motor di Kabupaten Ende pada Januari lalu.
"Kaki saya dan istri ini patah saat kena tabrak di Ende dengan mobil. Waktu itu kami berobat di RSUD Ende tetapi tidak lama."
"Saat saya sadar, kami langsung keluar dari rumah sakit dan langsung pulang ke sini, Maumere," kata Guido kepada Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).
"Kami belum bisa kerja apa-apa.Kaki belum bisa begerak."
"Untuk makan, kami tunggu belas kasih dari tetangga. Ada yang datang bawa beras, minyak goreng, ikan, dan sayur ke sini."
"Ada yang ikhlas sambung listrik ke sini gratis. Air juga kami dapat dari tetangga. Mereka tahu kami tidak bisa buat apa-apa."
"Kalau tidak ada tetangga, kami sekeluarga bisa mati kelaparan di sini," sambung Guido.
Ia menuturkan, gubuk reyot yang mereka diami sekarang adalah peninggalan orangtua yang sudah lama ditinggalkan.
"Ini rumah tidak ada yang tinggal selama puluhan tahun. "
"Tidak ada perlengkapan di dalamnya. Kami tidur di lantai tanah dengan alas anyaman bambu. Itu langsung, Pak, tanpa ada kain," tutur Guido.
Baca Juga: Pria Gempal Ini Awalnya Ngotot Tak Mau Salah dan Tantang Polisi, Tapi Malah Begini Akhirnya
Source | : | kompas.com |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR