Intisari-Online.com – Terganggu oleh tangisan bernada tinggi, ibu Christopher yang berusia tiga tahun berjalan ke ruang tamu dan mendapati anaknya sedang mengayunkan anak kucing dari ekornya.
Pengasuh John, 5, menyaksikan John berulang kali meniup terompet keras-keras ke telinga anjingnya, menertawakan kesedihan hewan itu.
Kakak lelaki Liam, 10, melihat adiknya memegang korek api menyala di kaki marmut peliharaan keluarga.
Ilustrasi di atas, sama halnya yang dilakukan oleh RMY (11) asal Cianjur, Jawa Barat yang memiliki kebiasaan berburu binatang di sekitar rumahnya untuk diajak bermain hingga binatang itu mati dicekik atau digigitnya.
Dikutip dari Kompas.com, ibu kandung RMY, Cucu, mengatakan kebiasaan anaknya menganiaya biantang mulai terlihat sejak ia berusia enam tahun.
Sejak 1970-an, penelitian telah secara konsisten melaporkan kekejaman terhadap binatang sebagai tanda peringatan pertama dari kenakalan, kekerasan, dan perilaku kriminal.
Faktanya, hampir semua pelaku kejahatan kekerasan memiliki sejarah kekejaman terhadap hewan di profil mereka.
Albert deSalvo, Pencekik Boston dinyatakan bersalah karena membunuh 13 wanita, menembakkan panah melalui anjing dan kucing yang ia jebak saat anak-anak.
Penembak Columbine Eric Harris dan Dylan Klebold membual tentang memotong-motong binatang untuk bersenang-senang.
Pada saat yang sama, sebagian besar orang tua kesal dengan beberapa bentuk kekejaman masa kanak-kanak terhadap hewan, apakah itu menarik kaki serangga atau duduk di atas anak anjing.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR