Advertorial
Intisari-Online.com – Beberapa waktu belakangan ini mungkin Anda mendengar sejumlah kasus penganiayaan hingga pembunuhan anak yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri.
Bahkan di Boyolali, Jawa Tengah, seorang ibu melakukan kekerasan hingga menyebabkan anaknya meninggal dunia.
Psikolog Hening Widyastuti mengatakan, alasan terbesar yang memicu tindakan ini adalah emosi orangtua yang tidak terkontrol dan semakin menjadi ketika bertemu dengan anak-anak yang segala tingkahnya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, ia menyebutkan, ada baiknya orangtua atau orang dewasa melakukan hal-hal berikut sebelum berinteraksi dengan anak:
1. Belajar "parenting"
Sebelum menjadi orangtua, ada baiknya seseorang belajar tentang ilmu parenting. Dengan demikian, saat memiliki anak, dia sudah tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara bersikap.
Menurut dia, hal itu penting karena bekal menjadi orangtua tidak terdapat di sekolah formal.
“Penting juga orangtua di saat ini perlu belajar banyak tentang parenting. Mereka perlu membuka diri wawasan tentang itu,” ujar Hening.
Hening juga mengingatkan pentingnya kualitas hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.
Baca Juga: Berkat & Kutukan Terbesar 'Parenting'
Unsur spiritualitas ini, menurut dia, dapat menjadi rem bagi seseorang untuk tidak melakukan tindakan di luar batas, khususnya ketika tengah dilanda emosi.
“Karena apa? Ketika dia dihantam beberapa masalah bertubi-tubi, otak tidak bisa berpikir, emosi, dan sebagainya. Satu-satunya peredam adalah Tuhan yang Maha Esa. Itu energinya jadi meredamkan emosi si orangtua,” kata Hening.
2. Tanamkan konsep yang benar tentang anak
Selanjutnya, menanamkan konsep yang benar dalam benak mereka tentang “anak”. Seorang anak masih asik dunianya sendiri, sering menangis, rewel, manja, bertingkah tanpa aturan, dan sebagainya.
Hal-hal itu merupakan sifat alamiah yang akan memudar seiring dia dewasa.
“Anak tidak bersalah, di konsep pikiran harus ditanamkan dulu, masalah kita harus dipisahkan dengan anak,” ucap Hening.
3. Pisahkan masalah sebagai orangtua
Orangtua harus memisahkan masalahnya sebagai orang dewasa dengan anak-anaknya. Hal ini karena apa yang ada dalam diri orangtua akan terbawa dan berdampak langsung pada emosi si anak.
“Ketika kita galau gelisah, dampaknya itu psikologis ke anak. Jadi anak yang tadinya mungkin ada sesuatu hal di luar akhirnya nangis. Kalau kita gelisah, kita galau, akan semakin berdampak ke anak-anak. Sangat menular,” ujar Hening.
“Kita menyadari dulu, masalah saya adalah masalah orangtua, jangan dibawa pada anak,” lanjut dia.
4. Tenangkan diri
Setelah memahami konsep-konsep di atas, orangtua harus menenangkan dirinya sebagai seorang dewasa.
Menenangkan diri bisa dilakukan dengan berbagai hal, seperti menyendiri, memasak, mendengarkan musik, dan sebagainya. Ketenangan itu akan berdampak langsung pada sang anak.
Baca Juga: 10 Kesalahan Orangtua yang Bisa Bikin Anak Gampang Sakit, Salah Satunya Rumah Terlalu Bersih
“Kita menenangkan diri, sebagai orangtua supaya ketenangan kita berimbas ke anak kita yang rewel supaya tenang. Ketika sudah tenang, dia kita gendong, kita elus dengan penuh kasih sayang, dia akan ikut tenang,” ujar Hening.
5. Dekati anak
Terakhir, setelah orangtua selesai atau berdamai dengan emosinya sendiri, kondisi jiwa dan pikirannya sudah tenang, inilah saatnya dia mendekati sang anak.
Permasalahan yang tengah terjadi pada anak, seperti rewel, menangis, atau mungkin mengamuk, bisa dikomunikasikan dengan baik ketika si orangtua sudah dalam kondisi tenang.
“Baru kita cari masalahnya si anak, kenapa dia menangis,” kata dia. Dengan demikian, semua masalah di dalam rumah yang berkenaan dengan anak akan terselesaikan dengan baik, tanpa menambah masalah baru yang sebelumnya sudah dimiliki oleh orangtua. (Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jika Sedang Emosi, Lakukan 5 Hal Ini Sebelum Berinteraksi dengan Anak"