Intisari-Online.com - Apa yang terjadi pada remaja korban pemerkosaan ini membuktikan bahwa pemerkosaan bisa memberikan efek jangka panjang pada korbannya.
Luka fisik yang dialami mungkin bisa hilang seiring waktu, namun tidak demikian dengan jiwa mereka yang terluka.
Rasa trauma berkepanjangan bisa saja berakhir dengan bunuh diri.
Itulah yang mendorong remaja yang mengalami trauma setelah menjadi korban pemerkosaan di masa mudanya ini meninggal karena menolak makan dan minum.
Baca Juga: Seorang Guru Kaget Ketika Pendidikan Seks di SD, Seorang Murid Memberikan 'Catatan Pemerkosaan Ayah'
Meninggalnya Noa Pothoven dilaporkan bukan kesalahan orangtuanya. Melainkan dia sendiri yang sengaja membuat dirinya kelaparan untuk "membebaskannya dari penderitaan".
Noa menjadi terkenal setelah menulis buku berjudul Winnen of Leren. Berisi pergumulannya dengan anoreksia, depresi, dan post-traumatic stress disorder.
Dia dilaporkan meninggal pada Minggu (2/6/2019). Sebelumnya, dia mengunggah sebuah status terakhir di Instagram bahwa dia telah "kehilangan gairah untuk hidup".
Dalam keterangan tertulis, Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge memberikan klarifikasi bahwa remaja berusia 17 tahun itu meninggal setelah meminta eutanasia.
Baca Juga: Pemerkosa Ini Dibunuh Oleh 'Ular Peliharaan' yang Pernah Membantunya Melakukan Pemerkosaan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR