Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan dalam masa transisi dari penambangan terbuka ke underground mining akan berpengaruh terhadap produksi.
Ia memperkirakan penurunan produksi tahun ini dan tahun depan akan berkisar 40% sampai 50% dari kondisi normal.
"Open pit harusnya selesai dulu baru undergroundnya bisa sepenuhnya dikembangkan, sehingga memang ada penurunan produksi," ujarnya di Tembagapura, Sabtu (27/7).
Baca Juga: Sah! Indonesia Kini Kuasai 51,2% Saham Freeport, Ini Jumlah 'Mahar' yang Dibayarkan
"Dari segi keuangan, sebenarnya kami masih profitable tetapi cash flow kami untuk membiayai tambang bawah tanah."
Tahun ini, Ia menyebut perusahaan mengalokasikan dana belanja modal sebesar US$ 1 miliar untuk pengembangan tambang tersebut.
Asal tahu saja, penambangan bawah tanah bukan hal baru bagi Freeport sebelumnya perusahaan sudah menambang dua tambang bawah tanah lainnya.
Baca Juga: Ada di Tengah Hutan Papua, Begitu Canggih dan Mewahnya Kota Kuala Kencana Milik PT Freeport
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR