Intisari-Online.com - Keberhasilan Indonesia mengakuisisi PT Freeport Indonesia ternyata berdampak besar pada PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum yang kini menjadi perusahaan induknya.
Sepanjang 2018, laba bersih Inalum mencapai Rp8,28 triliun alias meningkat 67,6% dibanding laba bersih pada 2017.
Perolehan laba bersih induk BUMN tambang itu ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 38,3%. Pada 2018 lalu, Inalum membukukan pendapatan sebesar Rp 65,28 triliun.
Anak-anak usaha Inalum memberikan sumbangan yang cukup besar bagi kinerja Inalum. Seperti diketahui, Inalum merupakan induk usaha perusahaan tambang milik pemerintah, yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan juga PT Freeport Indonesia.
Baca Juga : Jalan Panjang Indonesia Kembalikan Freeport ke Pangkuan Ibu Pertiwi
Segmen batubara masih menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan Inalum, yakni sebesar Rp 21,15 triliun. Dibandingkan periode 2017, pendapatan segmen batubara naik sebesar 7,2%.
Penyumbang terbesar kedua adalah segmen logam timah dan tin solder yang membukukan pendapatan sebesar Rp 18,89 triliun pada 2018 lalu. Jumlah tersebut naik 16% dibandingkan kontribusi segmen logam timah pada 2017.
Menempati posisi ketiga sebagai penyumbang terbesar adalah segmen emas dan logam mulia lainnya yang membukukan pendapatan sebesar Rp 18,21 triliun. Jumlah tersebut melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan pendapatan pada 2017 sebesar Rp 8,84 triliun.
Lonjakan pendapatan segmen emas dan logam mulia lainnya disebabkan oleh dikonsolidasikannya PT Freeport Indonesia ke dalam laporan keuangan Inalum.
Baca Juga : Sah! Indonesia Kini Kuasai 51,2% Saham Freeport, Ini Jumlah 'Mahar' yang Dibayarkan
Source | : | Kontan.co.id |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR