Advertorial
Intisari-online.com - Di Rumah Sakit Besar di Kanagawa-ku, Yokohama, Jepang, ada dua kasus kematian secara misterius terus bermunculan.
Sejak 2016, keduanya meninggal karena kondisi tubuh mengandung surfaktan (bahan umum untuk pembersih).
Karena hal itu polisi melakukan penyelidikan karena diduga ada ketidakberesan di dalam rumah sakit tersebut.
Melansir Dongsen News pada Sabtu (13/7/2019), media Jepang melaporkan secara komprehensif, periode Juli hinga September 2016, 48 orang meninggal di bangsal lantai 4.
Baca Juga: Besok Hari Pertama Masuk Sekolah, Atasi Kecemasan Anak Lewat 4 Cara Berikut!
Takashi Yoichi, dari kepolisian mengatakan dalam waktu dua bulan ada dua orang meninggal itu tidak normal.
Meskipun mereka semua lansia atau sakit parah, jadi rumah sakit terlalu mencurigakan dan mereka melakukan penyelidikan.
Pada 13 Juni, tahun 2016 pasien bernama Xinchuan yang berusia 88 tahun di rawat di rumah sakit selama 8 tahun akhirnya mati setelah dipindah ke rumah sakit itu.
Keluarga melaporkan bahwa selama dimasukkan ke rumah sakit kondisinya tidak membaik justru semakin memburuk.
Baca Juga: Kisah Seekor Monyet Rakus yang Obesitas, Tapi Malah Jadi Hewan Langka
Pada akhirnya, Xinchuan terbunuh setelah 5 hari dirawat di rumah sakit.
Dokter juga mendiagnosis bahwa dia meninggal karena penyakit. Namun setelah melewati jalur hukum terungkap bahwa Xinchuan terbunuh karena racun.
Mereka menemukan bahwa tubuhnya menganduk surfaktan, dan polisi terus melakukan penyelidikan demi mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
Hampir 2 tahun setelah melakukan tes, akhirnya polisi menemukan seorang perawat wanita berusia 31 tahun di Rumah Sakit yang menjadi pelakunya.
Pelaku bernama Kubomu Aibu ditangkap, dan menyatakan telah membunuh setidaknya 20 pasien.
Motivasi pembunuhan itu adalah demi menghindari pertanyaan rinci kepada keluarga pasien jika suatu sata dia meninggal ketika Aibu bertugas.
Jadi, dia meracun pasien supaya meninggal tepat pada saat dirinya tidak sedang bertugas merawat pasien tersebut.
"Jika pasien itu, ketika saya meninggal saat bertugas, saya harus menjelaskan kepada keluarga saya bahwa kondisi dan penyebab kematian itu menyebabkan terlalu banyak masalah," katanya.
"Maka saya akan menambahkan air desinfektan kepada rekan-rekan saya ketika saya sedang bertugas," tambahnya.
Sejatinya, Kubo memiliki pengetahuan profesional dalam melakukan kejahatan.
Sejauh ini tidak ada yang menemukan bagaimana dia melakukan triknya.
Polisi menyebutkan bahwa jumlah korban yang dibunuh Kubo mungkin lebih dari 50 orang. Tetapi karena banyak jenazah yang sudah dikremasi, penyelidikan tidak bisa dilakukan.
Setelah kejahatannya terungkap, Kubo disebut sebagai wanita yang membunuh lebih banyak setelah perang.
Pengakuan Kubo juga membuatnya bisa menerima hukuman mati, karena dosanya yang sulit untuk dibayar kepada korban dan keluarga.
Saat ini, Kubo masih menjalani proses hukum dan masih dalam tahap persidangan.