Ruang brangkas
Jam tepat menunjukkan pukul 1.12 siang ketika Detektif Steve dan Greg bersama investigator Rick, Gordon, dan Bronwyn tiba di sebuah bangunan berbata merah.
Bangunan kecil itu bekas kantor Bank Negeri Australia Selatan Cabang Snowtown, yang sudah tidak dipakai sejak empat tahun lalu.
Kawan-kawan Deren menyewa gedung bekas bank itu dan meninggalkan sebuah kunci untuknya.
Mereka bilang, Deren boleh turut memakai ruangan bank untuk menyimpan barang-barang stok dagang usaha elektroniknya.
Investigator Rick membuka pintu samping dan mereka bergerak masuk. Di sudut ruangan, tampak ruang brankas. Pintunya terkunci.
Pengecekan pada pintu memperlihatkan sebuah sidik jari di area gagang pintu.
Investigator Gordon membubuhinya dengan bubuk hitam, memperjelas garis-garis sidik jari itu.
Ini perlu difoto, pikirnya. Ia pun bergegas kembali ke rumah Deren untuk mengambil kameranya yang lain.
Sesampainya di rumah Deren, Investigator Gordon memberitahu rekan-rekannya bahwa pintu brankas bank terkunci.
“Tidak apa-apa, aku tahu cara membukanya,” ujar Deren.
Sambil mengajak Investigator Gordon ke tempat penyimpanan gulungan kawat, Deren menjelaskan kunci pasak pintu brankas itu rusak, sehingga pintu brankas bisa dibuka dengan sepotong kawat.
Deren memotong seuntai kawat dan menekuk kedua ujungnya.
Investigator Gordon kembali ke bank dan mendorong kawat ke dalam lubang kunci.
Hanya butuh beberapa detik menggerak-gerakkan kawat untuk merasakan pasak di dalam lubang kunci bergeser dan gagang pintu bergerak ke posisi terbuka.
Detektif Greg, dengan tangan berbalut sarung tangan bedah agar tidak mengkontaminasi temuan forensik penting, meraih gagang pintu berat itu dan membukanya.
Bau amis jenazah membusuk dari dalam ruang brankas mulai menyebar.
Meskipun bau itu makin menguat, Detektif Greg pelan-pelan melangkah ke dalam diikuti Gordon yang terus merekam.
Mereka menjejakkan kaki ke dalam ruang brankas yang gelap.
Meski remang-remang melihat dengan bantuan cahaya senter, enam tong plastik hitam besar di kanan mereka tak perlu dicari dengan mata.
Dari situlah sumber bau amis itu berasal. Keenamnya ditutup dengan tutup plastik berwarna senada.
Mereka belum membuka tutup tong itu, namun tidak satupun di antara mereka yang ragu bahwa tong itu berisi mayat.
Di kiri para detektif itu terdapat kursi malas berwarna hijau pucat. Di atasnya ada baki berisi tujuh pisau.
Di samping baki itu, ada sekotak penuh sarung tangan sekali pakai, gergaji bergagang kayu, dan ikat pinggang.
Di satu kursi malas lainnya terletak tiga botol plastik putih berlabel asam klorida.
Di luar gedung bank, Steve McCoy menelepon kantor Bareskrim Adelaide.
Baca Juga: Menyisir Jejak Orang Jawa dan Melayu Kalimantan di Kepulauan Cocos Australia
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR