Dinding laba-laba
Di dinding kamar rumahnya, John menempel kertas-kertas catatan kecil.
Di kertas itu tertulis nama-nama orang yang diduga pedofil homoseksual. Beberapa nama diketahuinya dari Barry.
Kertas itu dihubungkan dengan benang wol biru dan merah muda membentuk pola seperti jaring laba-laba. John menamainya dinding laba-laba.
Dalam bahasa slang Australia, laba-laba batu adalah istilah untuk pedofil.
Pada 1995, John mulai rutin mengajak James mencorat-coret dinding rumah tetangga yang mereka duga pedofil dengan cat semprot.
Setahun kemudian, John mengaku pada anak tiri kesayangannya itu bahwa ia pernah membunuh seorang pria yang ia yakini pedofil.
Pria itu adalah Ray Davies, yang kelak ditemukan terkubur di belakang rumah bersama jasad Suzanne.
Agar James tak takut pada tindakannya, John juga menjelaskan bahwa ibu James juga “setuju” dengan membacok kaki Ray dan Robert turut ikut mencekik.
Setelah James tampak memaklumi tindakannya, John mulai terang-terangan memperlihatkan sisi kelamnya.
Salah satunya saat program dokumenter kriminal di TV membahas kasus Clinton Trezise, pria yang ditemukan terkubur pada 1994 di padang pasir dekat Lower Light.
Saat menonton, John tertawa girang, “Itu karyaku!”
John membunuh Clinton yang diduganya pedofil pada 1992.
Setelah berpura-pura mengundang teman Barry ini ke rumahnya untuk silaturahmi, ia memukulkan cangkul ke belakang kepala Clinton hingga tewas.
Barry membantu mengangkut Clinton dalam balutan karpet ke Lower Light karena takut menjadi target John selanjutnya.
Ketakutan Barry terjadi. Setelah info-info dasar tentang pedofil homoseks terkumpul, pada Oktober 1997, Barry diikat Robert, John, dan Mark di rumahnya.
Ia dipaksa menelepon ibunya dengan berpura-pura pamit pindah ke Queensland.
Setelah disiksa sampai tewas, badannya dimasukkan ke salah satu tong.
Baca Juga: Kisah Boneka Barbie yang Jadi Pembongkar Kasus Pembunuhan Rumit Seorang Gadis 6 Tahun
Dalam kesaksian James di persidangan, John dan Robert tampak kesenangan saat Barry tewas.
“Seperti anak kecil masuk toko mainan,” katanya.
Beberapa bulan setelah pembunuhan Barry, Robert rutin mengambil dan dana jaminan sosial Barry via mesin ATM dan memakainya untuk kebutuhan sehari-hari.
Korban selanjutnya adalah Thomas Trevilyan, remaja dengan gangguan skidzofrenia.
Robert kesal dengan Thomas karena membuat takut anak kandungnya dengan seorang perempuan saat memegang-megang pisau.
Trevilyan juga menjadi beban di mata tiga sekawan penjahat ini karena tidak sengaja melihat Barry yang pingsan diseret masuk ke rumah.
Thomas ditemukan tewas dengan tubuh tergantung di pohon dekat Kersbrook, Adelaide pada November 1997.
John menyamarkan pembunuhannya dengan membuat Thomas seolah mati gantung diri.
Setelah menghabisi Thomas, sasaran selanjutnya adalah teman James, Gavin Porter.
Korban narkoba ini disebut John sampah karena memengaruhi anak tirinya untuk memakai ganja dan heroin.
Setelah mencekik Gavin hingga tewas di rumahnya, John meletakkan jasad Gavin di atas tong yang saat itu disimpan di gudang. Saat temannya tewas, James tengah pergi berbelanja dengan adiknya.
Ketika James kembali, John menyuruhnya melihat apa yang ada di dalam tong.
“John bilang Gavin adalah pengaruh buruk dan pantas mati,” ujar James di persidangan.
Tong Gavin berdiri di samping tong berisi Barry dan Michael Gardiner.
Baca Juga: Ada yang Berisi Lusinan Mayat Berusia 2.000 Tahun, Inilah Gua-gua Misterius Nepal di Dinding Tebing
Michael adalah teman Barry yang dibunuh John pada 1997 karena terang-terangan mengaku gay.
Tong itu berbau busuk, tapi John dan Robert tidak menciumnya karena penciuman mereka rusak sejak kecil.
James yang merasa terperangkap dalam jerat John kemudian membantu ayah tirinya memasukkan jasad Gavin ke dalam tong.
Ia juga berbohong pada orang-orang yang menanyakan keberadaan Gavin, menyebut temannya pindah ke tempat lain.
Dana jaminan sosial Gavin juga ditarik dan dipakai John tiap bulan.
Agustus 1998, James untuk pertama kalinya dipaksa ikut dalam pembunuhan. Targetnya adalah Troy Youde, kakak tiri James yang melecehkannya sejak kecil. “John tidak pernah suka Troy, bahkan sebelum dia tahu Troy melecehkan saya,” ujar James di persidangan.
Malam pembunuhan itu, James dibangunkan oleh John.
“Ini saatnya membalaskan dendammu,” ujar John.
Troy kemudian dipukul saat tidur. Setelah diseret ke kamar mandi, ia dipaksa menyebut nomor pin jaminan sosialnya seperti korban-korban lain. Ia pun disiksa sambil sampai mati dan dimasukkan ke dalam tong.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR