Ia juga tidak bisa konsentrasi di sekolah.
Suatu hari ketika umurnya menginjak 14 tahun, ia bertemu Barry, transeksual pedofil 31 tahun yang kala itu suka memakai baju perempuan.
Barry seringkali merayu dengan memberinya hadiah dan makanan, sehingga ia tidak menolak saat Barry mengajaknya kabur dan tinggal bersama.
Pelecehan seksual yang juga dialami John semasa kecil memantik simpatinya pada Robert.
Ia merasa Robert bukan homoseks, tapi terkena perangkap Barry.
John pun merasa harus menyelamatkan Robert dari jerat Barry.
Pelan-pelan ia menanami pikiran Robert bahwa pedofil harus diberantas, termasuk Barry.
Di sisi lain, John tidak serta merta memperlihatkan kebenciannya pada Barry.
Baca Juga: Cerita Kriminal: Celaka 13 dan Kelihaian Si Juru Ketik
Baginya, Barry pasti tahu pedofil di daerah mereka—John berencana untuk membunuh mereka semua.
John juga berkenalan dengan Mark yang ditemuinya di kursus las.
Pria pendiam yang sering melamun ini cepat cocok dengan John dan tidak lama kemudian mereka menjadi teman dekat.
Ia dan Robert sering menginap di rumah John yang saat itu sudah pisah dengan istrinya.
John kemudian jadi dekat dengan Elizabeth Harvey. Janda 38 tahun ini tinggal dengan keempat anaknya.
Salah satunya adalah James Vlassakis.
Tidak lama setelah ibunya berpacaran, James meminta John untuk menjadi ayahnya.
Di mata James, John adalah pahlawan yang menyelamatkan ibu, dirinya, dan saudara-saudaranya.
James sendiri dilecehkan ayah kandungnya dan kakak tirinya sejak kecil.
Perhatian John, mulai dari mengajari main basket dan naik sepeda motor, membuatnya merasa menemukan sosok ayah dan keluarga laki-laki sesungguhnya yang belum pernah ia dapatkan.
Pada umur 15 tahun, James ikut tinggal di rumah John lainnya di Murray Bridge.
Saat itulah John mulai mencekokinya dengan kebencian pada pedofilia dan homoseks.
Baca Juga: Tentara Pecinta, Pasukan Elit Yunani yang Terdiri dari 150 Pasangan Homoseksual
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Trisna Wulandari |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR