Ia memutar otak agar bisa memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari proyek terakhirnya.
Misalnya saja, ia mengganti bahan-bahan bangunan dengan kelas rendahan namun mengajukan biaya untuk kelas atas.
Toh dengan segala pengalaman yang dimilikinya ia bisa menampilkan kesan wah sebuah rumah dengan bahan asal-asalan. Tentu usia bangunan menjadi pendek.
Seperti yang diperkirakan bosnya, rumah itu bisa selesai dalam waktu satu tahun.
Dengan bangga ia menyerahkan kunci rumah ke bosnya.
Sayang, kebanggaan itu hanya berumur sesaat.
Setelah menerima kunci, sang bos kemudian menyerahkan kunci itu ke tukang kayu.
"Terimalah kunci dan rumah itu. Hanya ini yang bisa kuberikan kepada karyawan terbaikku," kata sang bos.
Bayangkan bahwa hidup kita ibarat tukang kayu tadi.
Kita sering melakukan reaksi daripada aksi.
Hanya karena uang pesangon kecil, lalu melakukan korupsi agar pensiun bisa memperoleh uang tambahan.
Seperti sebuah ujaran, "Hidup adalah proyek do-it-yourself'", hidup Anda hari ini adalah hasil dari sikap dan pilihan Anda di masa lampau.
Jadi, jujurlah pada kehidupan sebab ia akan membalasnya suatu saat.
Baca Juga: Dikenal Tenang dan Penuh Wibawa, Ternyata Hanya Bu Tien yang Bisa Buat Soeharto Minder
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR