Advertorial

Beda Dengan Bumi, Hujan di Jupiter dan Saturnus Turunkan Berlian

Mentari DP

Editor

Hujan di Jupiter dan Saturnus bukan berupa air tapi berlian.  Hal ini disampaikan oleh Dr Kevin Baines, salah satu peneliti (NASA).
Hujan di Jupiter dan Saturnus bukan berupa air tapi berlian. Hal ini disampaikan oleh Dr Kevin Baines, salah satu peneliti (NASA).

Intisari-Online.com – Ketika hujan, apa yang akan Anda lakukan?

Kita semua pasti akan berusaha berteduh jika kita sedang berada di luar rumah.

Bicara soal hujan, kita juga tahu bahwa hujan adalah air yang jatuh dari langit.

Secara ilmiah, hujan merupakan sebuah peristiwa Presipitasi, di mana jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan.

Baca Juga: Reformasi 21 Mei 1998: Detik-detik Sebelum Mundurnya Soeharto

Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.

Itulah proses hujan di Bumi.

Namun tahukah Anda bahwa ada cerita lain tentang hujan di planet Jupiter dan Saturnus?

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (21/5/2019), hujan di kedua planet itu bukan berupa air tapi berlian.

Ya, batu mulia yang berharga mahal itu menyelimuti langit Jupiter dan Saturnus.

Hal ini disampaikan oleh Dr Kevin Baines, salah satu peneliti Badan Antariksa AS (NASA).

Menurut analisis Baines dan koleganya, data atmosfer dari kedua planet gas raksasa itu menunjukkan tingkat karbon yang berlimpah dalam bentuk kristal.

Bahkan, beberapa "awan" kristal itu tumbuh begitu besar hingga Baines menyebutnya sebagai diamondberg.

Baca Juga: Dikenal Tenang dan Penuh Wibawa, Ternyata Hanya Bu Tien yang Bisa Buat Soeharto Minder

Berlian terbentuk dalam proses yang cukup panjang.

Mulanya, badai petir mengubah metana menjadi karbon yang mengeras menjadi potongan grafit.

Ketika memasuki atmosfer Saturnus maupun Jupiter, grafit tersebut mengeras menjadi permata.

Menurut Baines, 1.000 ton berlian per tahun yang dibuat oleh planet Saturnus.

Berlian padat ini kemudian masuk lebih jauh di kedalaman planet hingga mereka sangat dekat dengan cairan inti.

Tak seperti di Bumi, cairan inti Jupiter dan Saturnus dianggap lebih panas. Hal ini membuat berlian tadi menjadi cair.

"Begitu turun ke kedalaman ekstrem, tekanan dan suhunya sangat mengerikan, tidak mungkin berlian bisa tetap solid," ujar Baines.

Satu kemungkinan yang terjadi di inti kedua planet itu adalah terjadinya "lautan" berlian cair.

Hal ini memunculkan ide untuk menambang berlian di kedua planet itu lalu dibawa pulang ke Bumi.

Namun, rencana ini masih sangat jauh untuk diwujudkan. (Resa Eka Ayu Sartika)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Rahasia Alam Semesta: Bukan Air, Hujan di Jupiter dan Saturnus Berupa Berlian")

Baca Juga: Reformasi 21 Mei 1998: Saat 14 Menteri Menolak ' Trik Menyelamatkan' Soeharto

Artikel Terkait