Advertorial

PeduliTubuhmu: Wahai Para Wanita, Jangan Cukur Rambut Kemaluan Anda, Karena Risikonya Tak Seindah yang Kita Lihat

K. Tatik Wardayati
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Rambut kemaluan kerap membuat risih sebagian wanita. Karenanya, banyak yang melakukan pencukuran pada rambut kemaluan ini.
Rambut kemaluan kerap membuat risih sebagian wanita. Karenanya, banyak yang melakukan pencukuran pada rambut kemaluan ini.

Intisari-Online.com – Sebagian besar tubuh kita ditumbuhi oleh rambut, termasuk bagian tubuh yang tersembunyi sekali pun, juga organ intim kita.

Rambut yang tumbuh pada kemaluan, atau disebut rambut kemaluan, yang dalam bahasa inggrisnya adalah pubic hair.

Rambut kemaluan tersebut ternyata memiliki manfaat untuk mencegah atau tameng yang bisa menangkal infeksi.

Memang pada kenyataannya rambut kemaluan itu kerap membuat risih sebagian wanita.

Baca Juga : Jangan Asal Satset, Batbet, Beginilah Cara Mencukur Rambut Kemaluan yang Benar Bagi Pria

Malah ada sebagian wanita yang menganggap rambut kemaluan itu sesuatu hal yang mengganggu, juga mengganggu penampilan daerah kewanitaan.

Karenanya tidak sedikit wanita yang rutin dan rajin melakukan waxing bulu kemaluan.

Untuk kita ketahui, walau tidak dilarang mencukur atau waxing bulu kemaluan wanita.

Tapi alangkah baiknya wanita mengetahui lebih jauh mengenai pubic hair ini.

Menurut Dr Vanessa Mackar, Konsultan Obstetrician dan Ginekolog dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists, Inggris, melansir dari Kompas.com, rambut kemaluan wanita yang berada di sekitar vagina mempunyai tugas penting bagi kesehatan vagina.

Baca Juga : Benarkah Ada Hubungan Antara Rambut Kemaluan dengan Tingkat Libido Seseorang?

Menurutnya, "Rambut kemaluan menjadi penghalang alami untuk menjaga kebersihan, untuk mengurangi kontak dengan virus dan bakteri, dan untuk melindungi kulit halus vulva."

Masih menurut Mackar, rambut kemaluan juga berfungsi untuk mencegah partikel asing seperti; debu dan bakteri patogen bisa masuk ke tubuh melalui daerah kemaluan.

Selain itu, rambut di area vagina juga membantu mengontrol kelembaban area yang menurunkan risiko infeksi jamur.

Hal senada diinformasikan dengan lengkap oleh MayoClinic.org.

Menurut Mary Marnach, M.D, yang menjawab pertanyaan masyarakat mengenai mencukur rambut kemaluan wanita, tidak ada alasan medis atau higienis untuk menghilangkan sebagian atau seluruh rambut kemaluan seorang wanita.

Jika rambut kemaluan atau bulu kemaluan wanita dicukur atau di waxing, selain prosesnya menyakitkan, juga bisa menyebabkan banyak efek samping yang tidak banyak diketahui wanita, yaitu:

* Vagina atau area vagina menjadi gatal. Malah bisa menyebabkanb gatal yang parah

* Kelamin wanita alias vagina, jika mencukurnya dengan waxing bisa saja mengalami luka bakar karena waxing

* Sangat bisa mengalami abrasi atau luka selama pencukuran atau waxing

* Bisa muncul tunggul, ruam, benjolan dan rambut tumbuh ke dalam

* Sangat mungkin akan terjadi Infeksi bakteri

* Berpeluang besar risiko tertular atau menularkan infeksi virus, seperti herpes simplex atau HPV, karena luka atau iritasi kulit yang membuat kulit lebih rentan.

Baca Juga : 5 Hal yang Harus Diketahui tentang Merawat Rambut Kemaluan Wanita

Mackar pun mengingatkan, jika mencukur rambut kemaluan wanita bisa berisiko iritasi dan membuat folikel rambut yang tertinggal terinfeksi.

Bahkan, mencukur rambut kemaluan juga dapat meninggalkan luka mikroskopis.

"Ketika iritasi itu dikombinasikan dengan lingkungan yang hangat dan lembab di area kelamin, ini mendatangkan risiko berkembangnya bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit," papar Mackar.

Untuk diketahui, rambut kemaluan di daerah genital juga membantu meminimalkan kontak kulit dengan seseorang yang mungkin sudah memiliki penyakit menular seksual.

Ini terjadi karena rambut di area vital akan membantu mencegah kontraksi.

"Mencukurnya bisa sangat merugikan karena membuat wanita berisiko lebih tinggi terkena penyakit kelamin, seperti kutil kelamin," kata Mackar.

Hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan ringan yang tidak nyaman, seperti luka bakar, kemerahan, lecet dan gatal.

Mencabut rambut kemaluan pun dapat menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi.

Bahkan, dapat menimbulkan rasa sakit yang berakibat pada infeksi atau radang, atau yang dikenal dengan folikulitis.

Dalam banyak kasus, folikulitis akan hilang dengan sendirinya.

Namun, jika terjadi dalam kondisi parah, dokter biasanya memberikan antibiotik untuk mengobati kondisi tersebut.

Baiknya jika ingin mencukur rambut kemaluan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.(Gazali Solahuddin)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Jangan Cukur Rambut Kemaluan Wanita, Risikonya Tak Seindah Apa yang Kita Lihat”

Baca Juga : Haruskah Mencukur Rambut Kemaluan Saat Pertama Kali Berhubungan Seks?

Artikel ini adalah bagian dari kampanye #pedulitubuhmu yang dibuat Intisari. Nantikan infografis-infografis menarik berisi fakta-fakta kesehatan di akun Instagram@pedulitubuhmu.

Artikel Terkait