Teriakan dan omelan itu juga menakutkan anak-anak (seperti halnya dulu kita juga takut) menanti akhir dari kalimat.
Membuat anak merasa cemas dan cenderung menganggap dirinya sebagai orang yang tidak baik.
“Anak-anak memiliki sistem saraf yang sensitif dan teriakan akan menakutkan mereka, apalagi melihat ekspresi wajah orangtua saat marah. Itu sangat agresif dan mengintimidasi,” kata konselor keluarga Elana Sures.
Baca Juga : Begini Cara Mengasuh Anak Agar Tetap Aktif
Ketika orangtua mendapatkan hasil yang diinginkan setelah meneriaki anak, itu lebih karena anak-anak takut dan ingin ayah atau ibunya berhenti berteriak.
“Itu bukan karena keputusan mereka. Jadi, kebiasaan berteriak hanya akan efektif dalam jangka pendek, tapi lama-lama anak akan mengacuhkannya,” ujarnya.
Jadi, apa yang bisa dilakukan orangtua ketika amarahnya memuncak?
Baca Juga : Sulit Mengasuh Anak di Usia Pra Sekolah, Coba Trik Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR