Advertorial

Bukan Stroke, Gejala Kelumpuhan Otot Secara Mendadak Bisa Jadi Serangan Katapleksi, Apa Itu?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Katapleksi terjadi mendadak, ini terjadi jika Anda akan kehilangan kekuatan otot-otot secara tiba-tiba dan lumpuh sementara.
Katapleksi terjadi mendadak, ini terjadi jika Anda akan kehilangan kekuatan otot-otot secara tiba-tiba dan lumpuh sementara.

Intisari-Online.com - Katapleksi terjadi mendadak, ini terjadi jika Anda akan kehilangan kekuatan otot-otot secara tiba-tiba dan lumpuh sementara.

Serangan katapleksi terjadi selama jam bangun.

Selama serangan ringan, mungkin ada kelemahan otot yang hampir tidak terlihat, seperti terkulainya kelopak mata.

Namun pada tingkatan yang parah, seluruh tubuh bisa menjadi lumpuh tak berdaya layaknya orang meninggal dunia.

Baca Juga : Tak Tergiur dengan Ponsel Sedikit pun, Anak Ini Justru Pilih Hadiah Kambing untuk Kelulusannya

Fakta tentang katapleksi

Berikut adalah beberapa poin penting tentang katapleksi:

1. Selama episode katapleks, seseorang sebenarnya sadar tetapi lumpuh sementara.

2. Katapleksi diperparah oleh kelelahan dan emosi yang kuat.

Baca Juga : Sering Dibuang, Nyatanya Jaring Buah Ini Miliki 5 Manfaat yang Tak Pernah Kita Ketahui

Hal itu mempengaruhi pria dan wanita secara setara.

3. Katapleksi terkait dengan narkolepsi (gangguan tidur), dan dapat terjadi setelah tiba-tiba menghentikan obat antidepresan.

4. Sodium oxybate disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) sebagai perawatan katapleksi.

Tertawa adalah pemicu paling umum serangan katapleksi.

Namun itu juga dapat disebabkan oleh kebahagiaan, kegembiraan, kejengkelan, kejutan, ketakutan, atau peristiwa yang membuat stres.

Baca Juga : Wanita Kena Infeksi Bakteri Karena Sering Konsumsi Makanan dari Kulkas: Ini Bahaya Konsumsi Makanan dari Kulkas

Kadang-kadang katapleksidisalahpahami sebagai kondisi medis lain termasuk stroke, multiple sclerosis, cedera kepala dan ensefalitis.

Durasi serangan katapleks bersifat singkat, umumnya berlangsung mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit.

Biasanya kurang dari 2 menit dan diikuti dengan kembalinya fungsi otot-otot secara normal.

Penyebab

Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia

Dilansir dari Medical News Today, penyebab mendasar dari serangan katapleksi tidak diketahui, tetapi hypocretin dianggap sebagai faktor utama.

Hypocretin adalah neurotransmitter yang terlibat dalam mengatur siklus bangun/ tidur manusia.

Orang dengan katapleksi diketahui memiliki antigen leukosit tertentu, variasi dalam reseptor sel T, atau respons sistem kekebalan yang tidak berfungsi terhadap paparan antigen tertentu.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa hilangnya hypocretin disebabkan oleh respons autoimun yang menargetkan autoantigen tribbles homolog 2 (trib 2) autoantigen.

Baca Juga : Bagaimana DNA Suku Papua Nugini Ungkap Spesies Manusia yang Telah Punah Ratusan Tahun Lalu?

Respon autoimun ini menyebabkan terbentuknya antibodi trib 2, yang menargetkan dan membunuh neuron di otak yang memproduksi hypocretin.

Frekuensi episode katapleksi bervariasi, bisa kurang dari sekali per tahun hingga beberapa kali per hari.

Rata-rata, seseorang yang mengidap katapleksi akan mengalami serangan kelumpuhan sekali atau lebih setiap minggunya.

Baca Juga : Mendahului HPL, Asri Welas Lahirkan Anak Ketiganya, Kenali Penyebab Ini Sebelum Terlambat!

Artikel Terkait