Untuk meningkatkan pendapatan pemerintahan Thatcher mencanangkan program privatisasi.
Termasuk denasionalisasi British Telecom, British Airways, Rolls Royce, dan British Steel. Meskipun kontroversial, Thatcher berhasil membuktikan kalau kebijakannya membawa hasil.
Berbagai perubahan besar yang ia lakukan sejak menjabat PM hingga muncul istilah “Thatcher Revolution”.
Serangkaian perubahan sosial dan ekonomi yang dilakukan Thatcher bahkan meruntuhkan berbagai aspek tatanan di Inggris setelah masa perang.
Dua bulan sebelum pecah Perang Falkland, Thatcher meyakinkan aktifis Partai Konservatif bahwa kehadiran Royal Marine di Stanley cukup untuk mencegah invasi Argentina.
(Baca juga: Perdana Menteri Singapura, Pemimpin Negara Bergaji Tertinggi di Dunia)
Ketika Argentina betul-betul melakukan invasi ke Kepulauan Falkland pada 2 April 1982, di bawah komando Thatcher, Inggris bersiap untuk perang.
Meskipun popularitasnya kerap dipertaruhkan, Thatcher selalu tegas dalam mengambil keputusan dan pantang menyerah.
Sekali waktu ia pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Inggris tidak akan menyerah terhadap teroris. Bahkan meskipun dirinya yang dipertaruhkan sebagai sandera,
Thatcher juga meminta kesediaan orang-orang di pemerintahannya untuk bersikap serupa. Bersedia mengorbankan diri sendiri untuk Inggris.
Selain tegas, Thatcher teguh pada pendiriannya. Jika sudah memutuskan sesuatu, ia tak segan maju sendiri.
Seperti ketika Argentina menginvasi Falkland pada 2 April 1982. Di bawah komando Thatcher, Inggris bersiap untuk perang.
PBB yang mengupayakan jalan damai tak digubrisnya. Bagi Thatcher tak masalah jika Inggris harus maju sendiri.
Berkat diplomasi Thatcher, Inggris memenangi perang diplomatik hingga meraih dukungan dari PBB, NATO, dan persekutuan.
AS pun secara terbuka menawarkan dukungan militer dan mengeluarkan sanksi terhadap Argentina.
Keberhasilan Thatcher di Perang Falkland membuat popularitasnya meroket. Hasilnya, Partai Konservatif memenangi Pemilihan Umum 1983 dengan 144 dukungan suara.
Sementara itu hubungan Thatcher dan Presiden AS Ronald Reagan makin baik. Keduanya setuju mengambil sikap tegas terhadap Uni Soviet.
Karena sikapnya ini, Thatcher dijuluki the Iron Lady.
Margaret Thatcher meninggal pada 8 April 2013 di usia 87 tahun di Westminter, Inggris.
(Baca juga: Mantan Perdana Menteri Israel Dipenjara 6 Tahun Karena Korupsi)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR