Juru bicara itu juga menuduh bahwa keluarga Tamimi telah memberikan “restu” untuk menyerang tentara Israel yang berjaga.
Namun, tudingan itu langsung dibantah oleh Bassem.
(Baca juga: Putri Che Guevara yang Gigih Membela Palestina Ini Khawatir Donald Trump 'Menghancurkan' Kemanusiaan)
(Baca juga: Krisis Palestina Bikin Kim Jong Un Naik Daun dan Donald Trump Tambah Manyun)
Ia menegaskan, dalam sebuah video yang sedang viral, Ahed melakukan pelemparan segera setelah pasukan Israel menembakkan gas air mata ke rumah-rumah penduduk yang memecahkan beberapa jendela rumah.
Apresiasi dari para aktivis
Naftali Bennet, menteri pendidikan Israel, yang dikenal dengan pandangan hawkish-nya, mengatakan kepada Radio Angkat Darat bahwa Ahed dan perempuan lainnya akan menghabiskan hidupnya di dalam penjara.
Ia juga menambahkan bahwa penangkapan ini dilakukan setelah ada desakan dari orang-orang Israel agar perempuan pemberani itu ditangkap.
Lepas dari itu, Ahed dipuji oleh aktivis dan masyarakat internasional atas keberaniannya saat melakukan demonstrasi di Nabi Saleh—yang diadakan setiap Jumat di desa tersebut selama bertahun-tahun.
Dilansir dari Al Jazeera, Ahed sendiri sudah rutin menghadari aksi tersebut sejak usianya masih sembilan tahun.
Pada usia 13 tahun, Ahed memenangkan penghargaan Handala Courage Award di Istanbul, Turki. Video yang memperlihatkan keberaniannya waktu itu juga menjadi trending di media sosial.
(Baca juga: Aneh, Militer Israel Selalu Kalang Kabut Saat Diserang Roket 'Rumahan' Hamas)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR