Advertorial
Intisari-online.com -Sepanjang tahun 2017 dunia internasional sebenarnya sudah dibuat penat sekaligus senam jantung oleh ulah Korut yang sangat ingin menyerang AS menggunakan rudal nuklir.
Meski Korut hingga Desember 2017 tidak melancarkan serangan rudal nuklir ke AS, dunia internasional telah dibuat ketar-ketir karena Korut makin gencar meluncurkan uji coba rudal balistik.
Di tengah kepenatan dunia internasional atas konflik AS-Korut yang masih dalam tahap perang urat syaraf, tiba-tiba Presiden AS Donald Trump bikin geger.
Presiden Trump melakukan klaim sepihak dengan memberi dukungan kepada Isreal yang memindahkan ibukotanya ke Yerusalem.
Pemindahan ini memicu kekacauan baru karena masa depan rakyat Palestina untuk memiliki wilayah merdeka di kawasan Yerusalem menjadi sirna.
Selain itu kawasan Kota Tua (Old City) di Yerusalem yang memiliki situs-situs bersejarah bagi agama Kristen, Islam, dan Yahudi yang semula merupakan kawasan internasional di bawah perlindungan PBB, juga akan menjadi ‘’milik’’ Isreal selamanya karena telah dijadikan ibukota.
Ulah Presiden Trump menjadi ‘’kesalahan besar’’ karena secara politik dirinya telah mendukung penjajahan Israel atas rakyat Palestina yang sudah lebih dari 50 tahun.
Gara-gara ulah Presiden Trump, upaya memperjuangkan kemerdekaan bagi warga Palestina secara damai melalui PBB yang sudah dirintis selama puluhan tahun juga menjadi berantakan.
Oleh karena itu, ketika Kim Jong Un mengecam Presiden Trump, ‘’sebagai orang sinting’’ karena telah mendukung Israel terkait Yerusalem, tampaknya kecaman Kim Jong Un itu cukup tepat.
Kim Jong Un yang selama ini secara diam-diam telah diakui oleh dunia internasional sebagai sosok yang berani secara terang-terangan melawan AS, secara psikologis tampaknya juga disukai oleh warga Timur Tengah.
BACA JUGA:Rumah Ini Dari Luar Tampak Bobrok, Padahal Dalamnya Bikin Melongo Karena Takjub
Maka ketika Kim Jong Un mengecam Presiden Trump karena telah memberikan dukungan Israel yang menjadikan Yerusalem sebagai ibukotanya, meskipun kecaman itu merupakan bagian dari strategi perang urat sarafnya, rakyat Palestina juga merasa ‘’bungah’’.
Kim Jong Un saat ini bahkan menjadi idola bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza dan pamornya di dunia internasional pun naik daun.
Sebaliknya Presiden Trump yang masih saja mendapat kecaman dari seluruh penjuru dunia, pamornya jelas makin ‘’manyun’’.
BACA JUGA:Ini 5 Bahaya Nonton Film Porno di Ponsel Android, Sungguh di Luar Dugaan!