Karena itu ia menunda keberangkatannya sendiri. Rencana meninggalkan Tunisia menuju Bagdad akan dilakukannya pada hari Sabtu pagi, tanggal 16 April.
Pada malam pembunuhan itu, ia baru saja pulang ke vilanyadi daerah pinggiran utara Kota Tunis. Supirnya menunggu dalam mobil di halaman gedung yang dikelilingi pagar tembok.
(Baca juga: Terus Aktif Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, Indonesia Diapresiasi Presiden Palestina dan Raja Yordania)
(Baca juga: Bentrok dengan Aparat Israel, 4 Orang Palestina Meninggal Dunia)
Sekitar pukul 01.30, Sabtu dini hari, Abu Jihad mulai menyalakan video guna mempelajari pertempuran antara pasukan Palestina dan Israel di Tepi Barat. Peranannya besar sekali dalam mengatur pertempuran itu.
Di tengah-tengah perhatian yang tertumpah pada tayangan video itu, ia mendengar suara-suara ganjil di luar. Abu Jihad segera bergegas naik ke kamar tidurnya di lantai atas, mengambil pistolnya yang berkaliber 9 mm.
Bebarapa saat kemudian, Abu Jihad sudah berada di dasar tangga yang menuju ke ruang tengah, ketika terdengar suara pintu didobrak oleh pasukan Israel.
Ia sempat melepaskan sebuah tembakan dengan pistolnya, sebelum tubuhnya dihujani peluru yang menewaskannya.
Ditembus 70 butir peluru
Serangan para pembunuh sudah direncanakan dengan saksama. Salah seorang penyerang diberi tugas khusus untuk menembak tangan Abu Jihad yang menggenggam senjata.
Pistolnya terlempar dan tangannya hampir putus. Sedikitnya tujuh puluh butir peluru menembusi tubuh Abu Jihad. Hal itu terjadi di depan mata istrinya sendiri, Intissar El Wazir.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR