Kehadiran para pejuang PLO diterima oleh Pemerintah Lebanon karena adanya kesepakatan bahwa PLO tidak akan menyerang Israel dari wilayah Lebanon.
Tapi aspirasi rakyat Palestina dan PLO yang kini terusir itu tetap menginginkan negara merdeka di wilayah Palestina yang sedang diduduki Israel, PLO pun kemudian melakukan konsolidasi.
(Baca juga: Yasser Arafat, Pejuang Palestina yang Legendaris dan Pernah Memukul Mundur Pasukan Israel)
(Baca juga: Pembantaian Atlet Israel di Munich Inilah yang Memicu Keganasan Agen Mossad dan Pasukan Israel di Lebanon)
Para pejuang PLO yang bermarkas di wilayah Lebanon Selatan terus melakukan konsolidasi termasuk membentuk pasukan tempur dan mulai memiliki pengaruh kuat, khususnya di kota Tyre dan Sidon.
Di wilayah itu, secara politik dan kekuatan militer pengaruh PLO ternyata demikian kuat sehingga malah mengalahkan pengaruh Pemerintah Lebanon sendiri.
Apalagi sejumlah negara Arab mulai terang-terangan mendukung.
Upaya PLO untuk memiliki negara merdeka di Palestina sehingga Pemerintah Lebanon mulai merasakan ‘’gangguan’’ PLO seperti ketika PLO menetap di Yordania.
Masalah PLO pun menjadi perhatian internasional dan sejumlah fraksi di Pemerintah Lebanon pun berusaha memanfaatkannya.
Fraksi dalam Pemerintah Lebanon yang cenderung sering bentrok itu antara lain kelompok Kristen, kelompok Muslim (Syiah dan Sunni), dan kelompok Druze.
Perang antara fraksi itu, yang sebenarnya merupakan perang saudara, kadang demikian parah dan sampai membuat militer Lebanon kewalahan untuk mengatasinya.
Sementara itu pejuang PLO yang makin kuat diam-diam melanggar kesepakan dengan Pemerintah Lebanon untuk tidak menyerang Israel, dengan melancarkan secara gerilya.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR