Situasi perbatasan Lebanon Selatan dan Israel pun makin memanas karena sering terjadi bentrok senjata antara pasukan Israel dan PLO.
Korban pun berjatuhan dari kedua belah pihak.
Untuk mengatasi serangan PLO, pada tahun 1978, militer Israel pun melancarkan operasi militer dalam skala besar untuk mendesak mundur pejuang PLO dari Lebanon Selatan.
Operasi militer yang melibatkan kekuatan darat dan udara Israel itu akhirnya berhasil memukul mundur pejuang PLO hingga wilayah Lebanon Utara di kawasan sepanjang Sungai Litani.
Untuk mencegah kondisi makin parah, pasukan PBB, UNIFIl pun diturunkan.
Tujuannya adalah untuk menciptakan kawasan penyangga yang damai sekaligus memisahkan pasukan Israel dan PLO di wilayah Lebanon Selatan.
(Baca juga: Dan Halutz, Jenderal yang Membuat Malu Militer Israel Setelah Kalah Bertempur Melawan Hizbullah)
Di wilayah Lebanon Selatan setelah terusirnya PLO, gantian Israel yang saat itu mempunyai pengaruh secara militer.
Untuk menangani aksi gerilyawan PLO, militer Israel kemudian memprakarsai pembentukan milisi bersenjata Tentara Lebanon Selatan, South Lebanon Army (SLA).
Keberadaan SLA itu memang membuat PLO menjadi terbatas ruang geraknya.
Tapi PLO tak hilang akal mereka mengusahakan persenjataan jarak jauh untuk menyerang Israel, yakni roket Katyusha.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR