Tujuannya, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Pencipta atas keberhasilan panen. Atau, untuk keselamatan padi yang ditanam, supaya tidak terserang hama dan penyakit.
Menurut Jero Gde Bandesa, salah seorang pemangku (pemuka agama) di Desa Sangsit, istilah bukaka berasal dari kata embukaka yang berarti binatang terpanggang. Ada dua macam ngusabha, yakni ngusabha bukaka siap (ayam) dan celeng (babi).
Ngusabha bukaka siap diselenggarakan hanya oleh warga subak Sangsit Dauh Yeh (Dusun Beji), sedangkan ngusabha bukaka celeng oleh keluarga besar subak Sangsit Dangin Yeh. Meski keduanya sama-sama bernama ngusabha bukaka, tapi ternyata satu sama lainnya sangat berlainan, bahkan terkesan "bermusuhan".
Sama-sama dewa single
Ngusabha bukaka siap, upacaranya hanya berlangsung di dalam Pura Beji yang merupakan pura subak terbesar di Bali. Dipimpin oleh seorang pemangku, bukaka siap diusung mengelilingi pura tiga kali oleh warga subak setempat diikuti oleh pelaku upacara lainnya. Semuanya berlangsung khusuk tanpa ada yang kesurupan segala macam.
Sebaliknya ngusabha bukaka celeng terasa lebih magis apalagi terkadang perarakan bukaka berhiaskan janur yang menyerupai burung garuda raksasa ini berlangsung jauh ke pelosok-pelosok desa, bahkan rutenya sampai 30 km ke luar pura subak milik warga Sangsit Dangin Yeh.
Oleh warga Sangsit Dauh Yeh iring-iringan bukaka celeng diharamkan melewati dusun mereka. Menurut kepercayaan mereka, Dusun Beji dilindungi oleh Dewi Sri yang mereka gambarkan berparas cantik. Dewi ini jualah yang mampu memberkati setiap usaha mereka menanam padi.
Segala usaha akan mereka lakukan agar sang dewi tetap bersinggasana di dusun mereka.
(Baca juga: Menyedihkan, Masih Sudikah Kita Berenang di Pantai Bali Bersama Tumpukan Sampah Seperti Ini?)
Sebaliknya, pelindung Dusun Sangsit Dangen Yeh adalah dewa bermuka buruk. Karena sama-sama masih single, dewa ini katanya berkeinginan untuk "memperistri" Dewi Sri.
Karenanya, setiap kali berlangsung upacara ngusabha bukaka celeng yang rutenya melewati Dusun Beji, warga Beji menganggap Sang Dewa berusaha menculik dewi yang dicintainya.
Kalau sampai upaya itu berhasil, bencana akan menimpa dusun itu, panen tidak akan berhasil baik.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR