Dengan "tongkat api"-nya bangsa Spanyol semakin merajalela.
Mereka membakari perkampungan dan menangkapi ratusan lelaki, wanita, maupun anak-anak pribumi kulit merah untuk dikirim ke Eropa sebagai budak belian.
Masyarakat kecil di lingkungan La Isabela sendiri bukannya hidup adem ayem.
"Sepertiga dari kami jatuh sakit dalam 4 - 5 hari terakhir," tulis dr. Chanca, tak lama begitu mereka mulai membangun La Isabela.
Obat-obatan yang mereka bawa dari Spanyol tidak banyak menolong.
Walaupun diserang sakit perut dan infeksi lainnya, Columbus bersikeras meneruskan pembangunan La Isabela.
Kurang dari sebulan setelah La Isabela berdiri, timbul pemberontakan dipimpin oleh Bemal de Pisa, akuntan kepala.
Pisa dan beberapa pengikutnya dipenjarakan oleh Columbus. Ini dapat diketahui dari kerangka yang ditemukan di lokasi ekskavasi.
Betapapun ngototnya Columbus, La Isabela tetap tak dapat menolak nasib sial.
Masyarakat kecil itu berulang-ulang diserang penyakit, malah pernah terbakar sampai habis dua pertiganya dan pernah terserang badai.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR