Find Us On Social Media :

Sultan Hamengkubuwono X Diminta Jembatani Pertemuan Jokowi dan Megawati Terungkap Peran Sultan Yogyakarta Termasuk Bantu Kemerdekaan RI

By Afif Khoirul M, Selasa, 13 Februari 2024 | 18:30 WIB

Sosok Sultan Hamengkubuwono IX Soekarno dan Bung Hatta.

Intisari-online.com - Belakangan muncul kabar mengenai Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Untuk memfasilitasi pertemuan dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

Hal ini diungkapkan oleh Sultan usai bertemu dengan Jokowi di Keraton Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Sultan mengatakan bahwa dirinya bersedia menjembatani pertemuan antara Jokowi dan Megawati jika diminta.

Namun, Sultan menegaskan bahwa inisiatif pertemuan tersebut berasal dari Jokowi, bukan dari dirinya.

"Kalau bisa ketemu sendiri kan ya syukur, tapi kalau saya kan sifatnya pasif. Ya kalau Presiden ndak 'tolong mbok saya dianter' misalnya gitu, nggak ada ya nggak to. Ya terserah Bapak Presiden sendiri. Saya kan pasif, bukan ngoyak-oyak (mengejar)," ujar Sultan.

Pertemuan antara Jokowi dan Megawati menjadi perhatian publik karena adanya isu ketegangan hubungan antara keduanya.

Rupanza peran Sultan Yogyakarta telah lama menjadi bagian dari sejarah Indonesia bahkan sebelum kemerdekaan.

Pada masa Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Beliau tidak hanya memimpin Kerajaan Yogyakarta, tetapi juga berperan aktif dalam berbagai peristiwa yang menentukan nasib bangsa Indonesia.

Mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Baca Juga: Tepat Di Hari Valentine 1945, Pemberontakan PETA Meledak Di Blitar, Sosok Pemimpinnya Dicari-cari Hingga Sekarang 

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Dua hari kemudian, Sultan Hamengkubuwono IX mengirim telegram ucapan selamat kepada para proklamator dan menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 5 September 1945, beliau bersama Paku Alam VIII mengeluarkan Maklumat Raja-raja Se-Malang di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta, yang menyatakan bahwa daerah Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.

Menjadi Tuan Rumah Pemerintahan Republik Indonesia

Pada akhir tahun 1945, situasi di Jakarta semakin tidak aman akibat kedatangan pasukan Sekutu yang bersekutu dengan Belanda.

Sultan Hamengkubuwono IX mengusulkan agar ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta, yang lebih jauh dari jangkauan penjajah.

Tawaran ini disambut baik oleh Presiden Soekarno, yang kemudian memindahkan ibu kota Indonesia ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946.

Selama Yogyakarta menjadi ibu kota, Sultan Hamengkubuwono IX memberikan fasilitas dan dukungan finansial kepada pemerintahan Republik Indonesia.

Beliau juga menetapkan bahwa semua bisnis resmi harus menggunakan bahasa Indonesia, bukan lagi bahasa Jawa. Selain itu, beliau juga memberikan sebagian dari keraton untuk dibangun Universitas Gadjah Mada (UGM).

Melawan Agresi Militer Belanda

Pada tahun 1947 dan 1948, Belanda melakukan dua kali agresi militer untuk merebut kembali wilayah Indonesia.

Baca Juga: Instansinya Disenggol Mantan KSAD Dudung Abdurrachman, Inilah Sosok Budi Gunawan Kepala BIN Saat Ini

Pada Agresi Militer I, Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, kecuali Yogyakarta dan sekitarnya.

Sultan Hamengkubuwono IX bergerak melawan bersama rakyat Yogyakarta dengan melakukan perang gerilya.

Pada Agresi Militer II, Belanda berhasil menyerbu Yogyakarta dan menangkap Presiden Soekarno, Wakil Presiden Hatta, dan sebagian besar pejabat pemerintahan.

Sultan Hamengkubuwono IX berhasil lolos dari penangkapan dan melanjutkan perlawanan bersama TNI dan rakyat.

Pada tanggal 1 Maret 1949, beliau memerintahkan serangan umum untuk merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda.

Serangan umum ini berhasil menggemparkan dunia dan menunjukkan bahwa Indonesia masih berjuang untuk kemerdekaannya.

Menjaga Persatuan dan Kedaulatan Indonesia

Pada tahun 1949, Belanda akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia setelah tekanan dari PBB dan negara-negara lain.

Namun, Belanda tidak mengakui Indonesia sebagai satu kesatuan, melainkan sebagai negara-negara bagian yang tergabung dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).

Sultan Hamengkubuwono IX berperan dalam proses integrasi antara negara-negara bagian RIS dengan Republik Indonesia.

Beliau juga menandatangani penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 di Jakarta.

Baca Juga: Siasat Perang Teuku Umar Serahkan Diri ke Belanda Hingga Dicap Pengkhianat Ternyata Hanya Ingin Mengelabuhi Belanda 

Setelah Indonesia menjadi negara kesatuan, Sultan Hamengkubuwono IX tetap menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan anggota Dewan Pertimbangan Agung.

Beliau juga berperan dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan memulihkan kepercayaan internasional terhadap Indonesia.

Kesimpulan

Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Beliau tidak hanya memimpin Kerajaan Yogyakarta, tetapi juga berperan aktif dalam berbagai peristiwa yang menentukan nasib bangsa Indonesia.

Peran beliau meliputi mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, menjadi tuan rumah pemerintahan Republik Indonesia, melawan agresi militer Belanda, dan menjaga persatuan dan kedaulatan Indonesia.

Beliau adalah pemimpin yang bijaksana, berani, dan berdedikasi untuk bangsa dan negara. Beliau tetap menjadi inspirasi bagi generasi Indonesia saat ini dan masa depan untuk terus menghargai dan menjaga kemerdekaan Indonesia.