Find Us On Social Media :

5 Peristiwa Tektonisme Dahsyat yang Memakan Banyak Korban Jiwa di Indonesia

By Ade S, Jumat, 2 Februari 2024 | 11:03 WIB

Sebuah masjid yang masih berdiri di tengah reruntuhan di Banda Aceh, pasca tsunami 2004. Artikel ini akan jelaskan 5 peristiwa tektonisme dahsyat yang memakan banyak korban jiwa di Indonesia, serta pengertian dan penyebab tektonisme.

Intisari-Online.com - Indonesia adalah negara yang sering mengalami bencana alam, terutama yang berkaitan dengan pergerakan lempeng bumi.

Bencana alam ini tidak hanya merusak infrastruktur dan lingkungan, tetapi juga merenggut nyawa banyak orang.

Artikel ini akan jelaskan 5 peristiwa tektonisme dahsyat yang memakan banyak korban jiwa di Indonesia, serta pengertian dan penyebab tektonisme.

Anda akan mengetahui kapan, di mana, dan bagaimana gempa-gempa besar ini terjadi, dan apa dampaknya bagi masyarakat dan negara.

Simak artikel ini sampai selesai, dan jangan lupa untuk berbagi informasi ini dengan teman-teman Anda.

Pengertian Tektonisme

Melansir kompas.com, tektonisme adalah gejala alam yang terjadi akibat pergerakan lapisan kerak bumi yang mengubah bentuk permukaan bumi.

Pergerakan ini disebabkan oleh adanya gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi, seperti gaya dorong, tarik, dan geser.

Tektonisme dapat membentuk struktur permukaan bumi yang beragam, seperti lipatan, pergeseran, pengangkatan, patahan, dan sesar.

Tektonisme termasuk dalam proses alam endogen, yaitu proses yang dipengaruhi oleh tenaga dari dalam bumi.

Baca Juga: Gempa Hari Ini di Lombok, Magnitudo 'Sedang' Tapi Bisa Sangat Merusak, Ini Pemicunya

5 Peristiwa Tektonisme Dahsyat yang Memakan Banyak Korban Jiwa di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang berada di atas Cincin Api Pasifik, yaitu daerah yang memiliki aktivitas tektonik dan vulkanik yang tinggi.

Indonesia juga berada di antara pertemuan beberapa lempeng bumi, seperti lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Sunda, dan lempeng Pasifik.

Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap gempa bumi yang sering kali disertai dengan tsunami.

Berikut ini adalah 5 peristiwa tektonisme dahsyat yang memakan banyak korban jiwa di Indonesia:

* Gempa Laut Banda M 8,5 (1938)

Gempa yang menghancurkan ini berkekuatan M 8,5, seperti dikutip dari Live Science, terjadi di wilayah laut Banda pada 1 Februari 1938. Gempa Laut Banda ini berlokasi di dasar laut, sekitar 11 Km di barat laut Tual, Maluku.

Meskipun kekuatan magnitudonya cukup besar, gempa ini hanya menimbulkan kerusakan ringan. Getaran gempa bumi ini juga dirasakan oleh warga Banda dan Kai, serta kerusakan ringan di Tual.

* Gempa Aceh M 9,3 (2004)

Gempa bumi ini menggoyang Aceh pada 26 Desember 2004, pukul 07.58.53 WIB, dan berkekuatan M 9,3.

Gempa Aceh tidak hanya meruntuhkan bangunan, tetapi juga diikuti dengan tsunami yang dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 100 meter per detik atau sekitar 360 Km per jam.

Baca Juga: Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Bencana Gempa Bumi

Terhitung dalam sejarah gempa bumi terbesar di Indonesia, seperti dilaporkan Kompas.com edisi 26 Desember 2021, gempa dan tsunami Aceh juga menjadi gempa terbesar kelima yang pernah tercatat dalam kegempaan dunia.

Gempa bumi ini tidak hanya menghancurkan Serambi Mekkah, tetapi juga berdampak pada beberapa negara lain, menewaskan lebih dari 200.000 orang.

* Gempa Sumatera Utara M 8,6 (2005)

Satu tahun setelah gempa dan tsunami Aceh, gempa bumi kembali menimpa wilayah Sumatera Utara pada 28 Maret 2005.

Wilayah Sumatera memang dikenal sebagai kawasan rawan gempa, karena salah satu penyebabnya adalah sebagian besar wilayah Indonesia yang terletak di atas Cincin Api Pasifik yang juga aktif secara vulkanik, diambil dari Live Science.

Gempa ini terjadi karena pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Sunda yang melepaskan sejumlah besar energi. Gempa bumi ini berkekuatan M 8,6, episenter gempa di 78 Km di barat Singkil, Aceh pada kedalaman 30 Km.

Lebih dari 1.300 orang meninggal, dan ratusan orang terluka akibat gempa bumi ini.

* Gempa Jogja M 5,9 (2006)

Dua tahun setelah gempa bumi dan tsunami Aceh yang merenggut ratusan ribu jiwa, gempa di Yogyakarta menjadi bencana kedua setelah itu, yang merenggut nyawa 5.782 orang di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pada 27 Mei 2006, Yogyakarta digoyang gempa bumi berkekuatan M 5,9 di lepas pantai Samudra Hindia. Gempa Jogja ini terjadi di pagi hari, pukul 05.53 WIB dan hanya berlangsung selama 57 detik.

Seperti dilaporkan Kompas.com edisi 27 Mei 2021, episenter gempa Jogja 2006 terletak pada koordinat 8,03 LS dan 110,,54 BT, tepatnya pada perbukitan strukturan berjarak sekitar 15 Km di sebelah timur zona Graben, Bantul.

Baca Juga: Gempa Hari Ini di Maluku Tenggara, Mengapa Indonesia Rawan Terkena Bencana Gempa Bumi?

Penyebab gempa Jogja 27 Mei 2006 adalah tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia, pada jarak sekitar 150-180 Km ke selatan dari garis pantai Pulau Jawa.

* Gempa Bengkulu M 8,4 (2007)

Gempa bumi mengguncang wilayah Sumatera Selatan pada 12 April 2007, berkekuatan M 8,4 berpusat di lepas pantai berjarak 122 Km dari Bengkulu.

Salah satu gempa besar di Indonesia yang terjadi tiga tahun setelah gempa dan tsunami Aceh ini, disebabkan aktivitas sesar dorong pada batas antara lempeng Sunda dan Australia.

Sedikitnya 25 orang meninggal dan lebih dari 161 orang terluka.

Menurut United State Survei Geology (USGS), dampak gempa bumi merusak lebih dari 20.000 bangunan di kota Bengkulu dan Sumatera Barat.

Itulah 5 peristiwa tektonisme dahsyat yang memakan banyak korban jiwa di Indonesia, serta pengertian dan penyebab tektonisme.

Semoga artikel ini bermanfaat, dan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kita tentang tektonisme.

Baca Juga: Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Bencana Gempa Bumi