Intisari-Online.com -Indonesia kembali diguncang oleh gempa bumi.
Kali ini, gempa berkekuatan magnitudo 5,9 terjadi di Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, pada Kamis (10/8/2023).
Gempa ini menimbulkan pertanyaan, mengapa Indonesia rawan terkena bencana gempa bumi?
Jawabannya terkait dengan posisi geografis Indonesia yang berada di daerah pertemuan lempeng-lempeng bumi.
Lempeng-lempeng bumi ini dapat bergerak dan saling bersinggungan, sehingga menimbulkan tekanan dan deformasi batuan yang menyebabkan gempa.
Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak sesar atau patahan yang menjadi jalur pelepasan energi akibat gerakan lempeng.
Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang penyebab dan dampak gempa bumi di Indonesia.
Gempa Maluku Tenggara
Pada Kamis (10/8/2023), Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, diguncang oleh gempa bumi dengan magnitudo 5,9.
Menurut laman Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 11.00 WIT atau 9.00 WIB.
Baca Juga: Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Bencana Gempa Bumi
Lokasi pusat gempa berada di laut, sekitar 129 kilometer di sebelah barat Desa Langgur, Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara.
Kedalaman gempa mencapai 154 kilometer dari permukaan laut.
Getaran gempa dirasakan oleh warga di Tual dan Dobo, menurut BMKG.
Mengapa Indonesia Rawan Terkena Bencana Gempa Bumi?
Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi. Banyak orang penasaran, apa penyebab Indonesia sering mengalami gempa bumi?
Menurut Gayatri Indah Marliyani, ahli Tektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, gempa bumi di Indonesia masih akan terus berlangsung.
Hal ini disebabkan oleh posisi geografis Indonesia yang berada di daerah pertemuan lempeng-lempeng bumi.
"Indonesia sering terjadi gempa, karena posisi Indonesia berada pada daerah pertemuan batas lempeng," jelas Gayatri, seperti dilansir dari Kompas.com.
Lempeng bumi atau lempeng tektonik adalah lapisan keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang panas dan cair, dan merupakan lapisan paling luar bumi.
Lempeng tektonik ini dapat bergerak dan saling bersinggungan satu sama lain.
Gayatri menjelaskan, lapisan paling luar bumi ini bersifat rigid atau getas dan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang berbeda-beda.
Baca Juga: Gempa Bumi 5,8 SR Guncang Sulawesi Hari Ini, Ini Sesar Penyebab Gempa di Wilayah Sulawesi
Akibatnya, daerah di mana lempeng-lempeng bumi ini saling bersinggungan, tekanannya sangat besar, sehingga batuan di sekitarnya mengalami perubahan bentuk, yang ditunjukkan dengan terjadinya gempa.
BMKG juga menyampaikan bahwa jika dua lempeng bertemu di suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling melintasi.
Biasanya, gerakan ini berlangsung perlahan dan tidak terasa oleh manusia, namun dapat diukur sebesar 0-15 cm pertahun.
Namun terkadang, gerakan lempeng ini tersendat dan saling terkunci, sehingga energi terus terakumulasi.
Sampai pada suatu saat, batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak mampu menahan gerakan tersebut, sehingga terjadi pelepasan secara tiba-tiba, yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Gempa bumi adalah bencana alam yang tidak dapat dihindari di Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan pengetahuan kita tentang gempa bumi. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna tentang mengapa Indonesia rawan terkena bencana gempa bumi.