Gempa Bumi 5,8 SR Guncang Sulawesi Hari Ini, Ini Sesar Penyebab Gempa di Wilayah Sulawesi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Gempa terjadi di kawasan Sulawesi.
Ilustrasi - Gempa terjadi di kawasan Sulawesi.

Intisari-online.com - Gempa bumi berkekuatan 5,8 skala richter (SR) mengguncang wilayah Sulawesi pada hari Rabu, 9 Agustus 2023 pukul 07.57 WIB.

Gempa ini terasa di beberapa daerah, seperti Melonguane, Konawe, dan Bone. Apa penyebab gempa ini dan apa dampaknya bagi masyarakat?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi akibat aktivitas sesar aktif di lepas pantai Sulawesi.

Sesar adalah patahan atau retakan di permukaan bumi yang terbentuk karena pergerakan lempeng tektonik.

Ada berbagai jenis sesar, seperti sesar naik, sesar turun, sesar geser, dan sesar oblik.

Gempa yang mengguncang Sulawesi ini merupakan jenis gempa dangkal yang disebabkan oleh sesar geser.

Sesar geser adalah sesar yang memiliki arah pergerakan horizontal, sehingga tidak menimbulkan perubahan ketinggian permukaan bumi.

Sesar geser ini terletak di antara lempeng Eurasia dan lempeng Filipina yang saling bergesekan.

Baca Juga: Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Bencana Gempa Bumi

Sumber gempa berada di kedalaman 61 kilometer dengan jarak 346 kilometer dari barat laut Melonguane, Sulawesi Utara.

Gempa ini memiliki mekanisme sumber pergerakan geser dengan arah utara-selatan.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Meski begitu, gempa ini cukup kuat untuk dirasakan oleh masyarakat di sekitar wilayah Sulawesi.

Berdasarkan skala Mercalli Modifikasi (MMI), gempa ini memiliki intensitas getaran III-IV MMI di Melonguane, II-III MMI di Konawe, dan II MMI di Bone.

Intensitas getaran III-IV MMI berarti getaran dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Intensitas getaran II-III MMI berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung dapat bergoyang.

Intensitas getaran II MMI berarti getaran hampir tidak dirasakan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.

Masyarakat juga diharapkan untuk mengikuti arahan dan informasi resmi dari pihak berwenang terkait mitigasi bencana.

BMKG terus memantau perkembangan gempa dan memberikan informasi terkini melalui media sosial dan website resmi.

Baca Juga: Saat Jogja Diguncang Gempa 5,2 M, Siapa Sangka Gunung Merapi Alami Aktivitas Ini, Masyarakat Diminta Waspada

Sulawesi adalah salah satu pulau besar di Indonesia yang sering mengalami gempa bumi.

Gempa bumi di Sulawesi disebabkan oleh aktivitas sesar, yaitu patahan atau retakan di permukaan bumi yang terbentuk karena pergerakan lempeng tektonik.

Ada berbagai jenis sesar, seperti sesar naik, sesar turun, sesar geser, dan sesar oblik.

Sesar naik adalah sesar yang memiliki arah pergerakan vertikal, sehingga menimbulkan perubahan ketinggian permukaan bumi.

Sesar naik ini terletak di antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia yang saling mendesak.

Sesar naik ini menyebabkan gempa bumi dangkal yang berpotensi menimbulkan tsunami, seperti yang terjadi di Palu pada tahun 20181.

Sesar geser adalah sesar yang memiliki arah pergerakan horizontal, sehingga tidak menimbulkan perubahan ketinggian permukaan bumi.

Sesar geser ini terletak di antara lempeng Eurasia dan lempeng Filipina yang saling bergesekan.

Sesar geser ini menyebabkan gempa bumi dangkal yang tidak berpotensi menimbulkan tsunami, seperti yang terjadi di Majene dan Mamuju pada tahun 2021.

Sesar oblik adalah sesar yang memiliki arah pergerakan diagonal, sehingga menimbulkan perubahan ketinggian dan bentuk permukaan bumi.

Sesar oblik ini terletak di antara lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik yang saling mendesak dan bergesekan.

Sesar oblik ini menyebabkan gempa bumi dalam yang berpotensi menimbulkan tsunami, seperti yang terjadi di Donggala pada tahun 2018.

Artikel Terkait