Namun, Portugis menggunakan tipu daya untuk membunuh Sultan Khairun saat sedang berunding.
Walaupun begitu, rakyat Ternate tidak menyerah. Mereka terus melawan Portugis di bawah komando Sultan Baabullah yang menggantikan Sultan Khairun pada tanggal 28 Desember 1577. Sultan Baabullah akhirnya berhasil mengusir Portugis dari tanahnya.
3) Berambisi menyatukan wilayah sekaligus mengusir penjajah
Sultan Agung Senapati ing Alaga Ngabdurrahman (1613-1645) bercita-cita menyatukan seluruh Jawa di bawah kekuasaan Mataram dan mengusir VOC dari Jawa.
Untuk merealisasikan cita-citanya, Sultan Agung berusaha menghalangi usaha-usaha VOC melakukan penetrasi politik dan monopoli perdagangan. Salah satu langkahnya adalah merobohkan loji VOC di Jepara pada tanggal 18 Agustus 1618.
VOC tidak tinggal diam. Mereka menyerang pertahanan Mataram di Jepara. Sejak saat itu, pertempuran sering terjadi antara keduanya.
Sultan Agung juga ingin mengusir VOC dari Batavia. Untuk itu, ia melakukan serangan besar-besaran terhadap Batavia.
Sayangnya, serangan itu gagal. Sultan Agung meninggal pada 1645 dan setelah itu pengaruh VOC mulai masuk Mataram.
Dari artikel ini, kita dapat belajar bahwa faktor-faktor yang mendorong kerajaan dan kesultanan di Nusantara untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial adalah beragam, namun memiliki satu tujuan bersama, yaitu membebaskan Nusantara dari penjajahan.
Baca Juga: Penjelasan Singkat Sejarah Korupsi di Masa Kerajaan dan di Masa Penjajahan