Find Us On Social Media :

Faktor yang Mendorong Kerajaan dan Kesultanan di Wilayah Nusantara Melakukan Perlawanan Terhadap Pemerintah Kolonial

By Ade S, Kamis, 19 Oktober 2023 | 20:03 WIB

Serangan di Batavia oleh Sultan Mataram pada tahun 1628. Berikut ini beberapa faktor yang mendorong kerajaan dan kesultanan di wilayah Nusantara melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.

Pati Unus menyerang Portugis untuk pertama kalinya pada tahun 1512. Namun, serangan itu tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka.

Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor karena keberaniannya dalam menyerbu Malaka yang dikuasai Portugis.

Setelah Raden Patah wafat, Kesultanan Demak dipimpin oleh putranya yang lain, yaitu Sultan Trenggana.

Sultan Trenggana mengirim Fatahillah bersama Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, untuk mencegah kerja sama antara Portugis dan Pajajaran di daerah barat.

Fatahillah dan Maulana Hasanuddin berhasil menyerang dan mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527.

Nama Sunda Kelapa kemudian diganti menjadi Jayakarta atau Jakarta yang artinya kemenangan yang sempurna.

Fatahillah diangkat oleh Sultan Trenggana sebagai wakilnya yang memerintah di Jayakarta, sedangkan Maulana Hasanuddin memerintah di Banten.

2) Berkeinginan melawan monopoli oleh penjajah

Monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan oleh Portugis membuat rakyat Ternate menderita. Oleh karena itu, rakyat Ternate mengadakan perlawanan terhadap Portugis pada tahun 1533 di bawah pimpinan Dajalo.

Perlawanan tersebut awalnya berhasil mengungguli Portugis, namun kemudian tertekan setelah Portugis mendapat bala bantuan dari Malaka.

Perlawanan berlanjut karena Portugis sering memeras rakyat Ternate. Kali ini, Sultan Khairun atau Hairun yang memimpin perlawanan.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai, dari Awal Berdiri Hingga Keruntuhannya