Find Us On Social Media :

Pernah Jadi Andalan Nazi untuk Lakukan Misi Khusus, Ini Sejarah Sabu yang Bikin Ammar Zoni Lagi-lagi Diciduk Polisi

By Ade S, Jumat, 10 Maret 2023 | 15:06 WIB

Ammar Zoni kala terjerat kasus narkoba pertama kali pada 2017. Ini sejarah sabu atau metamfetamina yang membuat Ammar kemabli diciduk polisi untuk keduakalinya.

Nagayoshi berhasil mengisolasi senyawa efedrina yang berfungsi sebagai stimulan dari tumbuhan Cina, Ephedra sinica.

Awalnya, efedrina diharapkan dapat membantu penderita asma, tetapi perusahaan Jerman, Merck, menolak untuk memproduksi obat tersebut karena efeknya yang tidak jauh berbeda dengan adrenalin.

Hal ini mendorong Nagayoshi untuk meningkatkan efek efedrina dan mengembangkannya menjadi metamfetamina.

Sayangnya, Nagayoshi belum dapat menemukan aplikasi praktis metamfetamina dan obat ini akhirnya sempat dilupakan.

Metamfetamina pun kemudian menjelma menjadi obat setelah dikembangkan pada tahun 1919 oleh seorang ahli kimia Jepang lainnya yang juga menuntut ilmu di Berlin, Akira Ogata.

Dia berhasil menemukan proses yang lebih mudah dan cepat untuk memproduksi kristal metamfetamina.

Selain itu, Ogata menggunakan resep efedrina dari Nagayoshi dan menambahkannya dengan fosfor merah dan iodin.

Resep tersebut kemudian dibeli oleh sebuah perusahaan farmasi Inggris bernama Burroughs Wellcome & Co dan mulai dipasarkan di Eropa sebagai obat fisiatrik (gangguan kejiwaan).

Pada tahun 1934, sebuah perusahaan farmasi Jerman bernama Temmler memproduksi metamfetamina untuk konsumsi publik dengan nama dagang Pervitin.

Obat tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan konsentrasi dan tingkat kesadaran.

Fungsi inilah yang kemudian membuat metamfetamina mulai digunakan secara luas oleh militer Jepang dan Nazi sebagai obat untuk meningkatkan ketahanan dan kinerja pasukan mereka.

Baca Juga: Pantas Baru Ketahuan Sekarang, Rupanya Teddy Minahasa Pakai Kode Khusus Ini dalam Penjualan Sabu