Intisari-online.com - Operasi untuk menangkap Ovidio Guzman, putra gembong narkoba terkenal El Chapo tidak berjalan semulus yang direncanakan.
Hal itu justru berubah menjadi baku tembak sengit yang mengubah kota Culiacan, Meksiko utara menjadi medan perang, kata pihak berwenang Meksiko pada 6 Januari.
Segera setelah pasukan keamanan berkoordinasi dengan tentara Meksiko untuk mencegat Ovidio berdasarkan intelijen.
Geng Sinaloa mengerahkan kekuatan besar, menembakkan senapan mesin berat 12mm 7 ke arah tentara.
Militer Meksiko menanggapi dengan mengerahkan pesawat militer ringan dan helikopter serang Blackhawk untuk menyergap konvoi lapis baja kartel Sinaloa yang terdiri dari 25 kendaraan.
Kartel Sinaloa tidak mundur, melainkan menembaki pesawat militer Meksiko.
Ini memaksa dua dari mereka melakukan pendaratan darurat karena peluru yang menyebabkan kerusakan serius, kata Menteri Pertahanan Meksiko Luis Cresencio Sandoval.
Saat itu, pasukan keamanan Meksiko membawa Ovidio ke bandara internasional di kota tersebut, di mana pesawat angkatan udara akan siap membawanya ke Mexico City.
Geng Sinaloa bergegas ke bandara dengan sekuat tenaga, menyerang pesawat yang diparkir di landasan, termasuk pesawat militer dan sipil.
Orang-orang bersenjata juga menembaki gedung-gedung di bandara untuk mencegah tentara membawa Ovidio ke luar kota.
Sandoval mengatakan tentara tentara keduanya berkoordinasi untuk menghentikan orang-orang bersenjata geng dan menempatkan Ovidio pada sebuah helikopter menuju Mexico City.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR